Ternyata Ini Alasan Kominfo Tak Blokir Akun Saracen

Reporter

Senin, 28 Agustus 2017 16:23 WIB

Jasriadi, ketua Saracen saat berada di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 25 Agustus 2017. Meski sudah menjadi tahanan polisi, Jarsiadi masih bersikukuh bahwa Saracen tidak pernah menyebarkan kabar bohong atau ujaran kebencian berbau SARA. TEMPO/Ijar Karim

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika belum menutup akun penyebar konten kebencian, Saracen, di media sosial. Kementerian mengatakan masih menunggu penyelidikan Kepolisian RI untuk menutup akun tersebut.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, penundaan penutupan situs tersebut demi memberikan ruang bagi polisi untuk bekerja. “Dalam memblokir membatasi akses, kami selalu berkoordinasi dengan pihak polisi. Ada kalanya langsung diblok, ada kalanya untuk kepentingan penyidikan itu kan biasa ditelusuri sebentar dulu,” katanya di Gedung MPR/DPR, Jakarta Selatan, Senin, 28 Agustus 2017.

Rudiantara mengatakan pemerintah akan bergerak cepat menutup Saracen apabila sudah mendapatkan lampu hijau dari kepolisian. Kementerian akan menutup Saracen apabila penyelidikan yang dilakukan Polri selesai.

BACA: Jokowi Minta Saracen Diusut Tuntas hingga Pemesan dan Donatur

“Namun itu tidak akan lama. Apabila teman-teman polisi bilang sudah siap semua, pasti kami akan melakukan pemblokiran. Teman-teman polisi kan jago-jago,” ujarnya.

Rudiantara menuturkan Kementerian harus berkoordinasi dengan kepolisian untuk dapat mengungkap otak intelektual, bahkan pemberi dana situs Saracen. Sebab, situs bernada suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta kebencian tersebut telah menjadi sindikat yang pergerakannya sistemik.

“Memang Saracen ini merupakan suatu sindikasi. Adapun Kementerian bekerja sama dengan Polri. Jadi menyelesaikannya tidak bisa hanya dengan Kementerian sendiri, harus dengan Polri,” ucapnya.

Rudiantara berujar Saracen tidak hanya melakukan perpindahan akun dalam hal penyebaran pesan, tapi juga membajak akun media sosial milik orang lain. Karena itu, nantinya Kementerian tidak hanya akan menutupnya, tapi juga platform yang mengelola akun tersebut.

Takedown satu pindah ke yang lain, pindah satu pindah ke yang lain. Ini bukan lagi pindah akun, tapi membajak akun punya orang,” tuturnya.

ALFAN HILMI

Berita terkait

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

18 jam lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

21 jam lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

1 hari lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

1 hari lalu

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

Indonesia akan mempelajari publisher rights langsung dari Australia, negara yang berpengalaman mengatur hubungan pers dan platform digital.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

1 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

4 hari lalu

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

Walau AI meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tapi tak jarang juga mampu memproduksi hoaks, disinformasi dan bahkan deepfake.

Baca Selengkapnya

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

4 hari lalu

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia dengan mempercepat transformasi digital dan mengembangkan talenta digital nasional

Baca Selengkapnya

Judi Online: Seperti Menghadapi Hantu hingga Menarget hanya Operator Level Bawah

7 hari lalu

Judi Online: Seperti Menghadapi Hantu hingga Menarget hanya Operator Level Bawah

Pengamat kepolisian dari ISESS Bambang Rukminto mengatakan problem pemberantasan judi online tak menyentuh akar masalah

Baca Selengkapnya

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

14 hari lalu

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Tony Blair Institute for Global Change bekerja sama antisipasi kejahatan Artificial Intelligence.

Baca Selengkapnya

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

15 hari lalu

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

Kominfo membahas kerjasama dengan Ant Group untuk pembentukan Joint Lab. Alibaba menawarkan Alipay Plus buat UMKM Indonesia.

Baca Selengkapnya