Menteri Ryamizard: Beli Sukhoi dengan Barter Sesuai Undang-Undang

Reporter

Selasa, 22 Agustus 2017 20:37 WIB

Sukhoi SU-35 (sukhoi.org)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, kesepakatan imbal beli atau barter pengadaan pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia sesuai dengan aturan yang berlaku. Mekanisme yang disepakati pemerintah untuk pengadaan 11 unit Sukhoi SU-35 itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Saya rasa baru pertama kali kami laksanakan UU itu, jadi sebelumnya belum ada. Pembelian berdasarkan UU jadi sesuai aturan," ujar Ryamizard saat jumpa pers bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Gedung Kemhan, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Agustus 2017.

Baca juga: Beli Pesawat Sukhoi Rusia, Indonesia Bayar Pakai Komoditas Ekspor

Sesuai pasal 43 ayat 5 (e) UU Industri Pertahanan tersebut, setiap pembelian alat peralatan pertahanan keamanan (Alpalhankam) harus memenuhi minimal 85 persen offset atau kandungan lokal.

Dalam pembelian Sukhoi SU-35, Rusia hanya menyanggupi 35 persen dari kewajiban tersebut. Alhasil, pembelian pesawat yang akan menggantikan armada F-5 itu harus dibarengi dengan kewajiban imbal beli bagi Rusia sebesar 50 persen dari nilai kontrak.

Kontrak pengadaan Sukhoi SU-35 ini bernilai US$ 1,14 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. Dengan demikian, Indonesia mendapat nilai ekspor komoditi sebesar US$ 570 juta, atau setengah nilai tersebut.

"Jadi imbal dagang 50 persen, offset 35 persen. Jadi total 85 persen. Ini juga membantu ekspor ke luar, jadi ada nilai tambah," tutur Ryamizard.

Kesepakatan ini terealisasi setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Rusia, Rostec, dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Keduanya ditunjuk oleh pemerintah masing-masing negara, untuk menjadi pelaksana teknis imbal beli tersebut.

Mendag Enggartiasto pun memastikan besarnya potensi ekspor bagi Indonesia dari nilai pembelian SU-35. Namun, kata dia, pihak Rusia belum memutuskan komoditas nasional apa yang akan dibeli.

Nota kesepahaman pun baru akan ditingkatkan menjadi perjanjian jual beli setelah jenis komoditas, termasuk valuasi harganya, disepakati.

Enggar, sapaan akrab Enggartiasto mengatakan pihaknya akan melanjutkan pertemuan dengan Rostec yang mewakili Rusia. Pihak Rostec pun akan datang ke Indonesia untuk rapat secara berkala.

"Kapan proses delivery (antar barang), prosesnya akan dibicarakan lagi, karena banyak detil yang harus dibahas (seperti) jenis komoditas dan nilainya," ujar Enggar.

Dalam MoU yang ditandatangani pada 10 Agustus lalu di Rusia, Rostec menjamin akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor, dengan pilihan seperti karet olahan, minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), kopi dan teh, tekstil, furnitur, serta turunan produk-produk tersebut.

“Dengan imbal beli Sukhoi ini, Indonesia dapat mengekspor komoditas yang sudah pernah diekspor sebelum, maupun yang belum,” kata Enggar.
YOHANES PASKALIS PAE DALE

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

3 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

8 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

9 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

15 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

16 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

25 hari lalu

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

31 hari lalu

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

31 hari lalu

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?

Baca Selengkapnya

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

40 hari lalu

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

Panglima TNI Agus Subiyanto mengangkat Mayjen TNI Yudi Abrimantyo sebagai Kabais TNI yang baru. Ini profil anak buah Prabowo di Kemenkahn.

Baca Selengkapnya

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

41 hari lalu

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

Anies Baswedan memberikan skor 11 dari 100 untuk kerja Kemenhan di bawah Prabowo saat debat capres lalu. Sampai sekarang masih diungkit Prabowo.

Baca Selengkapnya