TEMPO Interaktif, Aceh Tamiang:Sebanyak 800 ribu jiwa korban banjir di Aceh Tamiang kondisinya tidak menentu. Mereka mengungsi di tempat-tempat seadanya dan mulai terserang berbagai penyakit. Selain diare dan demam, mereka menderita gatal-gatalkulit.Wilayah Aceh Tamiang yang tergolong paling parah terkena bencana banjir, terutama Kecamatan Babo. Hampir seluruh daerah ini terendam. Sekitar 300 keluarga dilaporkan hanyut terseret arus dan belum jelas nasibnya. Kondisi yang sama juga terjadi di Kecamatan Kejuaruan Muda, Tenggulun, dan Pulau Tiga. Di tiga kecamatan ini dikabarkan sejumlah warga meninggal.Kondisi pada penampungan sebagian korban banjir yang menempati kompleks SMU Unggul Manyak Payed, Aceh Tamiang, juga belum banyak mendapat bantuan. "Tenaga medis kurang, kami banyak yang terserang penyakit," kata Armia, korban banjir di areal pertokoan Kuala Simpang.Menurut Armina yang dihubungi siang ini, bantuan tenaga medis berikut obat-obatan sangat diharapkan. Bantuan yang juga mendesak adalah tenda dan bahan makanan yang segera bisa dikonsumsi.Petugas Palang Merah Indonesia Aceh Tamiang, Rina, mengatakan untuk menembus lokasi korban banjir memang agak sulit. "Kami berusaha segera datang ke kolasi pengungsi," kata Rina siang ini.Imran MA