Sultan HB X Ingin Petani Garam Yogya Sudah Bisa Berproduksi  

Reporter

Rabu, 16 Agustus 2017 04:01 WIB

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X menyampaikan sambutan pada pembukaan Simposium Fishcrime kedua di Gedung Kesenian, Komplek Gedung Agung, Yogyakarta, 10 Oktober 2016. Ini merupakan penyelenggaraan tahun kedua Simposium Fishcrime setelah sebelumnya diselenggarakan di Capetown, Afrika Selatan. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tak mau berlama-lama guna mendorong produksi garam di kawasan pantai selatan DIY segera dimulai.

“Tahun ini bisa dimulai (produksi garamnya), petani bisa pakai dana taktis gubernur,” ujar Sultan di Komplek Kepatihan Senin 14 Agustus 2017.

Penggunaan dana taktis atau operasional gubernur itu dilakukan sultan agar para petani garam bisa segera mendapatkan sarana produksi yang dibutuhkan tanpa harus memulai birokrasi yang ribet dulu. “Petani ngga usah lewat dinas, saya minta mereka (petani) membuat proposal (sarana produksi), kalau (proposal) masuk (kriteria) ya kami bantu pakai dana taktis,” ujar Sultan.

BACA: Harga Garam Terbang, Ada yang Mujur Ada yang Loyo

Sultan sendiri akhir pekan lalu telah menemui langsung para petani yang selama ini memproduksi garam di Pantai Sepanjang dan Pantai Nguyahan Kabupaten Gunungkidul. Para petani itu pembuat garam itu selama ini menjadi binaan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.

Dengan potensi wilayahnya yang banyak mengandung coral, pantai selatan khususnya di Gunungkidul yang memiliki panjang 80 kilometer itu dinilai layak memproduksi garam kelas premium. Garam premium ini bisa memiliki harga dua kali lipat dibanding garam biasa.

BACA: Strategi Pemerintah DIY Tingkatkan Produksi Garam

Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menyatakan, dari hasil penelitian di pantai selatan, kandungan yodium garam yang diproduksi bisa mencapai 36 ppm dan NaCl 97 persen. Dengan kondisi itu, hanya diperlukan waktu sekitar 7 - 10 hari untuk memproduksi garam premium.

Garam premium ini banyak dibutuhkan mulai dari industri budidaya ikan laut (misalnya Ikan Kerapu) hingga makanan bayi yang memang memerlukan garam premium sehingga dengan produksi garam premium ditarget efektif mengakat perekonomian masyarakat pesisir.

Sultan menuturkan di wilayah Gunung Kidul ada beberapa tempat direncanakan untuk produksi garam. Yakni Pantai Sepanjang, Pantai Nguyahan, dan Pantai Ngrenehan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan DIY , Sigit Sapto Raharjo kepada Tempo menuturkan pemerintah DIY memang serius menghidupkan kembali produksi garam pantai selatan agar makin berkembang dan memberi geliat ekonomi baru bagi warga pesisir.

BACA: Kalla Sebut Cari Lahan untuk Garam Bukan Perkara Mudah

Berbagai upaya pun disokong untuk membuat petani bersedia lagi memproduksi garam. Salah satu caranya dengan mempertemukan petani garam dengan para pelaku budidaya ikan kerapu.

Para pelaku usaha budidaya kerapu membutuhkan garam itu sebagai campuran air di kolam buatan sehingga tak perlu mengambil air dari laut secara langsung.

"Garam pantai selatan selama ini diminati pelaku usaha budidaya ikan Kerapu, hanya karena produksinya masih sedikit pasokannya tak mencukupi," ujar Sigit.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

12 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

20 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

38 hari lalu

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

46 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

51 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

52 hari lalu

Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

53 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

1 Maret 2024

Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 Februari 2024

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya