Audit ke Badan Geologi, BPK: Pemerintah Belum Fokus Cegah Bencana  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 25 Juli 2017 10:04 WIB

Ketua MA, Hatta Ali (kanan) memberi selamat kepada Ketua BPK terpilih Rizal Djalil (kiri) usai pelantikan Ketua BPK di Jakarta, (28/4). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bandung - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit kinerja ke Badan Geologi terkait dengan masalah kebencanaan. Ketua BPK Rizal Djalil memaparkan hasil audit itu di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Senin, 24 Juli 2017. “Kelemahan dalam mitigasi bencana, peta belum akurat,” kata Rizal.

Peta dasar yang ingin dibuat pemerintah berskala 1:50 ribu sesuai dengan Kebijakan Satu Peta. Namun itu pun baru akan terwujud pada 2019. Adapun peta yang diperlukan untuk operasional, menurut BPK, sebaiknya menggunakan peta yang lebih rinci dengan skala 1 berbanding 10 ribu.
Baca: Alasan PVMBG Belum Naikkan Status Dieng Seusai Kawah Sileri Meletus

Namun pembuatan peta seperti itu juga belum terencana sehingga peta yang disajikan bersifat regional. “Peta yang tersedia belum operasional untuk kegiatan mitigasi tingkat lokal,” ujar Rizal.

BPK juga mencatat kinerja dalam mitigasi bencana berbasis masyarakat belum berjalan efektif. Contohnya pada kasus tanah longsor di Ponorogo, Jawa Timur, 1 April 2017. Laporan warga ihwal retakan tanah lereng di Banaran, menurut BPK, tidak disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) secara kedinasan ke Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).


“Mitigasi berbasis masyarakat belum berjalan. Alur informasi pelaporan gejala bencana belum tersosialisasi,” kata Rizal. BPK menyimpulkan, upaya pemerintah masih berfokus pada tanggap bencana, bukan pencegahan.

Selain itu, BPK menyoroti kurangnya jumlah pengamat gunung api di Indonesia. Kondisinya sekarang di tiap pos pantau terdapat 2-3 orang pengamat dengan risiko beban kerja berlebih. Idealnya, menurut BPK, setiap pos pantau tersebut membutuhkan lima orang pengamat.

Simak juga: Pasca-Letusan Kawah Sileri Dieng, Wisatawan Diminta Menjauh

Kekurangan lain Badan Geologi adalah dari 127 gunung api di Indonesia, hanya 69 gunung yang diamati 74 pos pemantau. Alat pemantauan pun belum memenuhi standar International Association of Volcanology and Chemistry of Earth Interior (IAVCE). Kondisi itu, kata Rizal, berisiko pada kualitas laporan hasil pemantauan dari pos pantau.

Kepala Badan Geologi Ego Syahrial mengakui segala kekurangan tersebut. “Audit kinerja tersebut menjadi kesempatan untuk menyampaikan kekurangan kami,” katanya. Badan Geologi berencana memperbaiki kondisinya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

11 jam lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

14 jam lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

4 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

8 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

18 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

23 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

26 hari lalu

Evaluasi Korban Bencana Banjir Bandang Gorontalo Terkendala Arus Deras dan Gelapnya Malam

Tim Tagana Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, kesulitan melakukan evakuasi korban bencana banjir yang menerjang enam desa tadi malam.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

28 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

39 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

42 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya