Komunitas Warsi: 25 Tahun Lagi Hutan di Sumatera Bisa Punah

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 22 Juli 2017 04:01 WIB

Tumpukan kayu yang diduga hasil pembalakan liar tampak di hutan penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis, Riau, 24 Februari 2017. Operasi terpadu tersebut dilakukan oleh Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera bersama TNI dan Polri. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta -Berdasarkan hasil pengamatan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi kondisi hutan yang masih tersisa di Pulau Sumatera, bila tidak ada tindakan tepat, maka dalam kurun waktu 25 tahun mendatang bakal habis atau punah.

Sepanjang kurun waktu 25 tahun sebelumnya, Pulau Sumatera kehilangan hutan lebih dari 9 juta hektare.

"Tahun 1990, tutupan hutan pulau Sumatera masih lebih dari 20 juta hektare. Namun pada 2015 tinggal 11 juta hektare atau sekitar 44 persen. Jika kondisi ini masih berlanjut dan tidak ada upaya nyata, maka 25 tahun ke depan tidak akan ada lagi hutan di Sumatera," kata Anggota Dewan Pengawas Komunitas Konservasi Indonesia Warsi, Sukri Sa'ad, Jumat, 21 Juli 2017.
Baca : Sidak Perambah Liar di Cagar Biosfer, 1 Pelaku Diringkus

Menurut Sukri, berdasarkan analisis Citra Satelit Lansat TM 8 yang dilakukan Warsi, tahun 2015, lahan kritis atau areal terbuka meningkat jadi 556 persen. Peningkatan ini akibat dibukanya areal perkebunan sebanyak 141 persen dan bidang Hutan Tanaman industri 381 persen.

Kehilangan hutan dalam jumlah yang signifikan ini telah membawa dampak pada masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar hutan. “Kehidupan mereka menjadi termarginalkan, serta akses dan keterlibatan masyarakat mengelola hutan," ujarnya.

Dampak lainnya yang muncul adalah kerusakan ekologi dan hilangnya plasma nutfah dan cadangan biodiversity penting, kondisi ini memicu bencana ekologis dan perubahan iklim.

Warsi mencatat dalam kurun 2010 - 2016 tercatat korban meninggal akibat banjir dan longsor 46 orang dan korban meninggal akibat bencana penambangan illegal tercatat 55 orang dalam kurun 2012 - 2016.

Dampak lain yang timbul, yakni mengakibatkan konflik lahan yang tidak kunjung terurai. Tercatat konflik di Jambi tahun 2013, sebanyak 23 kasus, 2014 sebanyak 16 kasus, 2015 dengan 25 dan tahun 2016 terjadi delapan kasus.
Simak juga : Balai Tesso Nilo Siapkan Desain Ekowisata di Hutan Tersisa

“Konflik lahan ini, semuaya melibatkan perusahaan besar Hutan Tanaman Industri dan perkebunan sawit, di antaranya, Sinar Mas Group melalui perusahaan PT WKS, PT BKS, dan PT KDA. Kemudian dengan perusahaan bernaung pada Harum Group melalui anak lerusahaannya PT MAP, PT CHS, dan PT SHM. selanjutnya Barito Group dengan nama PT LAJ, terakhir dengan perusahaan naungan Astra Group, yakni PT SAL,” ujarnya.

Warsi sendiri sudah menyusun outlook untuk percepatan pemulihan hutan, diantaranya berhadapan dan menentang rezim perizinan yang akan berkontribusi meningkatkan laju deforestasi, mendukung upaya pemerintah untuk percepatan capaian Perhutanan Sosial 12,7 hektare hutan dan restorasi dua juta hektare gambut, Memperjuangkan moratorium perizinan hutan, memperjuangan redistribusi lahan untuk suku adat marginal, Melakukan pendampingan dan advokasi secara menyeluruh.

SYAIPUL BAKHORI

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

4 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

4 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

37 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

37 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya