Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meninjau kesiapan Jalan toll Brexit. TEMPO/Muhammad Irsyam Faiz
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan dua orang terduga teroris yang ditangkap di Bima, NH dan KW belajar secara online. Mereka juga berkomunikasi secara langsung dari Bahrun Naim langsung.
"Rupanya di Bima juga sama belajar dari online juga, melalui Bahrun Naim juga," kata Tito saat ditemui usai memimpin apel gelar pasukan operasi kepolisian terpusat Ramadniya 2017, di Lapangan Monumen Nasional, Senin, 19 Juni 2017.
Dari tangan kedua terduga pelaku, menemukan bom berjenis triacetone triperoxide (TATP) buatan yang sudah jadi. Sama dengan rencana serangan lainnya, kata Tito, bom ini pun rencananya akan digunakan untuk menyerang polisi.
"Rencananya yang di Bima akan menyerang Polsek Woha," kata dia. Tito mengatakan di Bima, memang ada beberapa kali kejadian anggota polisi yang meninggal dan ditembak dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini, kata Tito, serupa dengan aksi pelaku pengeboman di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Keduanya juga belajar pembuatan bom secara online.
Tito menegaskan kedua terduga teroris ini tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). "Semua peristiwa sekrang dilakukan sel JAD termasuk di Kampung Melayu dan Jalan Thamrin," kata Tito.
Pada Sabtu 17 Juni 2017 pukul 20.25 WITA, Detasemen Khusus 88 Anti Teror menangkap KW dan NH. Mereka ditangkap di Pertigaan, Paruga Nae, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.