TEMPO.CO, Palu – Bencana banjir kembali melanda Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah pada Selasa, 13 Juni 2017. Akibatnya, ribuan rumah terendam dan 18 rumah hanyut terseret arus. Belum ada laporan korban jiwa.
“Banjir ini merupakan banjir susulan akibat hujan deras mengguyur wilayah ini sejak Selasa siang hingga sore harinya,” kata Abdulsalam Usman, Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tolitoli kepada Tempo, Rabu 14 Juni 2017.
Baca: Puluhan Korban Banjir Tolitoli Mengeluh Belum Dapat Bantuan
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Data dan Informasi Pos Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Tolitoli, wilayah-wilayah yang terkena dampak banjir susulan itu adalah Kecamatan Baolan di Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kelurahan Panasakan, Kelurahan Tambun, Desa Buntuna dan Desa Pangi. Banjir juga terjadi di Desa Tinading, Desa Lampasio, Desa Sibea, Desa Salugan, Desa Oyom di Kecamatan Lampasio.
Sementara itu, lokasi bencana tanah longsor berada di Kecamatan Baolan, seperti di Kelurahan Sidoarjo (3 titik), Kelurahan Panasakan (2 titik), Desa Dadakitan (2 titik) dan Kecamatan Galang, di Desa Ogomoligi (2 titik) serta Kecamatan Ogodeide, di Desa Buga (1 titik).
Baca: Banjir Tolitoli, Kementerian PUPR Perbaiki Jembatan yang Rusak
Bagian Data dan Informasi Pos Tanggap Darurat Bencana mencatat sebanyak 18 rumah hanyut, 12 Sekolah Dasar terendam dan lumpur, 6 SMP terendam dan lumpur, serta 4 SMA terendam banjir dan lumpur.
Ada sekitar 12.000 kepala keluarga, yang terdampak akibat banjir susulan ini. Mereka tersebar berada di Kecamatan Baolan 7.986 KK, Kecamatan Lampasio 2.362 KK, Kecamatan Galang 1.300 KK, Kecamatan Ogodeide, 333 KK dan Kecamatan Dakopamean 164 KK.
Selain itu, akses jalan penghubung Kelurahan Sidoarjo dan Panasakan putus akiban tanah longsor. Dan ketinggian air mencapai 3-4 meter berada di Jalan Anoa, wilayah yang terdampak parah akibat banjir susulan tersebut.
Hujan dengan intensitas tinggi dan lama mengakibatkan meluapnya sungai Tuweley, sungai Panasakan dan sungai Lembe Kelurahan Baru. dengan TMA dipermukiman 1-2 M.
Menurut Usman, BPBN, TNI dan Polri berupaya melakukan evakuasi warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai. Tim berusaha menyalurkan bantuan untuk kebutuhan dasar. Peugas juga mengerahkan alat berat untuk menanggulangi longsor. Petugas juga mendirikan tenda dan dapur umum.
Usman menambahkan petugas menghadapi kendala seperti akses jalan yang sulit karena genangan lumpur. Selain itu, minimnya sarana alat untuk evakuasi.
Hujan diperkirakan masih akan terjadi hingga 5 hari kedepan.
AMAR BURASE