Kebakaran Pasar Butung, Makassar. TEMPO/Kink Kusuma Rein
TEMPO.CO, Makassar - Pusat grosir di Makassar, Sulawesi Selatan, Pasar Butung terbakar diduga bukan karena korsleting listrik. Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran yang terjadi pada Rabu 7 Juni 2017, sekitar pukul 11.00 WITA tersebut.
"Untuk sementara kami menduga sumber api bukan karena korsleting listrik atau hubungan arus pendek. Pasalnya sebelum muncul api, sejumlah saksi yang berada di lokasi mendegar suara tertentu. Ini yang sementara diselidiki," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar Imran Samad menjelaskan soal terbakarnya Pasar Butung, Rabu, 7 Juni 2017.
Imran mengatakan pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari tim laboratorium forensik Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Tim Polda Sulawesi Selatan saat ini tengah mengolah tempat kejadian perkara.
Menurut Imran, sumber titik api ada di lantai dua, tepatnya berasal dari Toko Ardila Nomor 99 yang terdapat didalam kompleks Pasar Butung. Si jago merah itu bersumber dari lantai dua lalu menjalar ke lantai satu, tiga, dan bagian atap.
Adapun pemilik Toko Ardila, Ismi membenarkan jika sumber api berasal dari tempatnya yang berjualan seprei dan kain alas tidur. Ditanya penyebab api itu, ia tak tahu karena saat kejadian sedang tak ada di tempat. "Kerugian saya karena kebakaran ini mencapai Rp 2 miliar," ucap dia.
Pasar Butung merupakan pusat grosir terbesar di Makassar. Saat Ramadan, banyak warga dari luar Makassar yang datang belanja untuk dijual di daerah masing-masing. Warga dan pengujung sempat panik saat peristiwa kebakaran itu terjadi di lokasi. Bahkan para pedagang berusaha mengevakuasi dagangannya keluar gedung.
Saat ini aktivitas Pasar Butung berangsur pulih, dan para pedagang mulai kembali menempati gerai. Tapi belum ada kegiatan jual beli dan petugas polisi masih berjaga-jaga di sekitar lokasi.
Sudin Jakarta Pusat Beri Bantuan Tenda Darurat, Selimut, dan Makanan Korban Kebakaran
17 hari lalu
Sudin Jakarta Pusat Beri Bantuan Tenda Darurat, Selimut, dan Makanan Korban Kebakaran
Dinas Sosial DKI Jakarta melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat menurunkan bantuan berupa tenda darurat, selimut, dan makanan kepada korban kebakaran.