TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Senin malam, 29 Mei 2017. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan gempa bumi tersebut berkekuatan M6,6 dengan episenter pada koordinat 1,28 Lintang Selatan dan 120,48 Bujur Timur.
"Tepatnya di darat pada jarak 40 kilometer arah barat laut Kota Poso, Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 11 kilometer," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Mei 2017.
Baca juga: Gempa Gayo Lues Aceh Berasal dari Zona Sesar Sumatera
Riyadi mengatakan, dari laporan masyarakat setempat, gempa dirasakan kuat di Sedoa, Tawaelia, Wuasa, Tamadue, Paanto, Tokoronde, Lape, Torue, dan Poso, dengan intensitas getaran II SIG-BMKG (V MMI), Palu, dan Sigi II SIG-BMKG (III-IV MMI)
Di Tolitoli, Pasang Kayu, dan Tana Toraja, guncangan dirasakan dengan intensitas sedang, yaitu II SIG-BMKG (III MMI). Gorontalo, Boalemo, Bone Bolango, dan Pohuwatu merasakan getaran dengan intensitas I-II SIG-BMKG (II-III MMI). Di Palopo dan Masamba, gempa bumi dirasakan lemah dengan intensitas I SIG-BMKG (II MMI).
Menurut Riyadi, ada dua bangunan di Poso yang mengalami kerusakan. Namun hingga kini belum ada laporan korban jiwa. "BMKG akan terus memantau informasi, baik gempa bumi susulan maupun kerusakan bangunan dan infrastruktur lain," ujarnya.
Riyadi menuturkan, ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi di wilayah Poso ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas tektonik lokal yang diduga berhubungan dengan aktivitas Palolo Graben. Sehingga, kata dia, magnitudo yang cukup besar dengan kedalaman dangkal ini menyebabkan guncangan kuat.
Dari hasil pengamatan BMKG, sudah terjadi tiga kali gempa bumi susulan dengan magnitudo M5,0 dan M5,2. Riyadi berujar gempa susulan tetap berpotensi terjadi, tapi kekuatannya lebih lemah.
Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan terus mengikuti arahan BPBD dan informasi dari BMKG. "Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya diimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempa bumi tidak berpotensi tsunami," katanya.
FRISKI RIANA
Berita terkait
Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia
13 jam lalu
Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaJurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas
15 jam lalu
Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.
Baca SelengkapnyaSuhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa
18 jam lalu
Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia
Baca SelengkapnyaWarga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali
22 jam lalu
BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.
Baca SelengkapnyaMasuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal
23 jam lalu
BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.
Baca SelengkapnyaSelalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?
23 jam lalu
BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.
Baca SelengkapnyaPrakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir
1 hari lalu
Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.
Baca SelengkapnyaSuhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata
1 hari lalu
Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG
1 hari lalu
Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.
Baca SelengkapnyaBMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara
1 hari lalu
Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas
Baca Selengkapnya