TEMPO.CO, Solo - Dua komposer Dwi Priyo Sumarto dan Lukas Danasmoro akan adu kebolehan dalam membuat komposisi gamelan di ajang Solo Festival Gamelan, Sabtu malam 6 Mei 2017. Kedua komposer itu memiliki karakter yang berbeda dalam meracik alat musik tradisional.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami akan mengadu dua komposer gamelan," kata Kepala Dinas Pariwisata Surakarta, Ismiyati. Festival itu merupakan agenda tahunan yang ruton digelar sejak empat tahun lalu.
Dua komposer itu tersebut merupakan pemusik karawitan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. "Keduanya memiliki karakter yang berbeda," katanya.
Dwi Priyo yang merupakan pengajar di Sekolah Menengah Kejuruan 8 Surakarta, dulunya Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), dikenal lebih banyak membuat komposisi gamelan tradisional. Sedangkan, Lukas lebih banyak berkreasi melalui karya kontemporer.
"Masing-masing akan membawakan tiga komposisi," kata Ismiyati. Semua komposisi yang dibawakan akan membawakan pesan perdamaian, persatuan dan kebhinnekaan.
Menurut Ismiyati, tema utama dalam festival itu adalah 'Gangsa Ngerukunke Bangsa'. "Kami ingin gangsa (gamelan) ini bisa membawa kerukunan," katanya. Dia menyebut bahwa kebhinnekaan tercermin dalam sebuah gamelan yang terdiri dari banyak alat musik. "Sangat indah jika dimainkan secara harmonis," katanya.
Festival tersebut akan digelar di kompleks Benteng Vastenburg yang berada di pusat kota. Selain dua komposer tersebut, kelompok karawitan dari lima kecamatan akan menjadi pembuka festival itu.
Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom
6 November 2023
Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom
Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.