Cerita Mbah Gotho Soal Rusuh Pabrik Gula Gondang di Era Kolonial
Editor
Dwi Arjanto
Selasa, 2 Mei 2017 17:37 WIB
TEMPO.CO, Sragen - Selain mengaku menyaksikan pembangunan pabrik gula Kedung Banteng di Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, yang diresmikan pada 1880, Sodimejo alias Mbah Gotho semasa hidupnya pernah menceritakan kisah penjarahan pabrik tersebut oleh warga sekitar.
Pada 9 Agustus 2016, Tempo pernah mewawancarai Mbah Gotho yang diklaim sebagai manusia tertua di dunia itu di rumahnya di Dusun Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen. Mbah Gotho meninggal di usia 146 tahun pada Ahad, 30 April 2017.
“Rayahan neng Gondang kene wis putu. Do ngrayah ngemek’i mori, hadiah-hadiah (penjarahan di Gondang itu saya sudah punya cucu. Pada berebut mengambil kain mori dan hadiah-hadiah),” kata Mbah Gotho saat itu.
Baca: Mbah Gotho Sebelum Wafat, kalau Sakit Minta Kerik lalu Sehat Kembali
Mbah Gotho juga mengisahkan seorang warga Desa Banyu Urip, Kecamatan Jenar, Sragen, yang menggotong peti berisi perhiasan dari emas dan berlian. “Abote lah. Sing nduwe (peti) disimpen neng Gondang kuwi (Berat sekali. Pemilik peti itu menyimpan di Gondang),” kata Mbah Gotho.
Namun, peristiwa penjarahan itu pada akhirnya diketahui pihak penjajah Belanda. Warga pun diminta mengembalikan hasil jarahan dari pabrik gula tersebut. “Kene eneng, aku sing mbalekno kabotan sing nggowo (saya ada, saya yang mengembalikan, terlalu berat membawanya),” kata Mbah Gotho.
Simak: Diklaim Berusia 146 Tahun, Mbah Gotho: Kok do Nonton Aku?
Menurut Mbah Gotho, warga mengembalikan hasil jarahannya karena takut dengan ancaman kepala desa. “Pak lurah mubeng nggowo bende, sopo ndelikke barange pabrik, ndelikke nyawane dewe. Do wedi (pak lurah keliling bawa gong kecil, siapa menyembunyikan barang dari pabrik sama dengan menyembunyikan nyawanya sendiri. Mereka lalu takut),” kata Mbah Gotho.
Karena pendengarannya sudah jauh berkurang, Mbah Gotho kesulitan menangkap pertanyaan ihwal latar belakang penjarahan pabrik gula serta kapan persisnya terjadi. Di samping itu, sejumlah warga yang mengerubungi Mbah Gotho juga berebut mengajukan pertanyaan dengan suara keras di dekat telinganya.
Baca juga: Sebelum Meninggal, Mbah Gotho Masih Ladeni Dua Peneliti AS
Menurut sejarawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Dr Susanto, sejarah pabrik gula Kedung Banteng di Sragen bisa dibaca dalam buku Jogja and Solo.
“Tapi kalau peristiwa itu (penjarahan pabrik gula Kedung Banteng) sepertinya tidak tercantum. Yang jelas sejumlah pabrik gula pada masa kolonial Belanda mengalami kolaps karena krisis ekonomi dunia pada kurun 1930-1936,” kata Susanto saat dihubungi Tempo, Selasa, 2 Mei 2017.
DINDA LEO LISTY