Temukan TKI Terlantar di Kuala Lumpur, Bupati Dedi Lapor Polisi

Reporter

Sabtu, 29 April 2017 22:17 WIB

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, bersama Restu, bocah penderita talasemia dan ibunya, Tuti, menyatakan menggratiskan biaya transfusi darah bagi keluarga kurang mampu di Purwakarta, 8 Maret 2016. TEMPO/Nanang Sutisna

TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melaporkan Ridwan, seorang pegawai perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia, ke Polres Purwakarta dengan tuduhan pemalsuan dokumen keiimigrasian, Sabtu, 29 April 2017..

Kasus pemalsuan dokumen keiimigrasian itu terbongkar saat Dedi transit di Bandara Internasional Kuala Lumpur dalam perjalanan ke Kairo, Mesir, Jumat siang, 28 April 2017.

Dedi bertolak ke Kairo untuk menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan dan Malam Kebudayaan Indonesia 2017 yang diadakan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia ( PPMI) di Azhar Cenfenrence Centre Kairo, Mesir Sabtu siang.

Baca: Hindari Masalah, Mensos: Jadi TKI Harus Punya Ketrampilan

Di bandara tersebut Dedi menemukan dua TKI yang terlantar, yakni Iyah Syariah asal Kecamatan Plered, Purwakarta dan Rati asal Kecamatan Tempuran, Karawang. Dedi akhirnya membatalkan pergi ke Kairo dan membawa pulang dua TKI tersebut ke Indonesia, Sabtu pagi ini.

Iah dan Rati, ditemukan Dedi terlantar di bandara Kuala Lumpur akibat ditinggal kabur oleh Ridwan yang berjanji akan memperkerjakannya ke Saudi Arabia dengan gaji besar. Paspor milik keduanya juga ditahan pihak meskapai penerbangan dan Imigrasi Malaysia.

"Kedua orang ini sebagai korban human trafficking. Di Purwakarta sendiri sudah ada moratorium pengiriman TKI ke luar negeri. Agar tidak terulang lagi kasus seperti ini, kami minta polisi mengusut sampai tuntas pelakunya," ujar Dedi, usai melapor di Markas Polres Purwakarta.

Simak: Terkatung-katung di Arab, TKI asal Purwakarta Pulang dan Meninggal

Menurut Dedi, saat sampai di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pihak PJTKI mengirim suami Iyah untuk menjemputnya dan membawa pulang ke Plered. Tapi, upaya itu ditolak Dedi. Dia ngotot membawa kasus tersebut ke polisi.

Kepada Dedi, Iyah menuturkan bahwa perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur bersama Rati dan Ridwan ditempuhnya melalui Batam dengan menaiki kapal feri selama tiga hari. Dia dijanjikan akan diterbangkan dari Kuala Lumpur menuju Oman baru ke Arab Saudi. "Kami terulnta-lunta di Bandara Kuala Lumpur selama 4 hari," ujar Iyah kepada Dedi.

Iyah mengaku masih dimintai lagi uang 200 Ringgit Malaysia serta Rp 40 juta jika paspornya ingin dikembalikan. "Padahal boro-boro buat nebus paspor, untuk ongkos pulang saja kami tak punya,"

Lihat: SMK Diminta Isi Pasar TKI di Luar Negeri

Usai mendengar cerita Iyah, Dedi menghubungi Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur untuk mengurusi persoalan itu. Setelah diadakan pembicaraan dengan pihak meskapai penerbangan dan Imigrasi Malaysia, akhirnya paspor Iyah dan Rati kembalikan

Iah dan Rati mengaku menyesal pergi ke Arab Saudi. Ia berterima kasih kepada Dedi karena tanpa bantuannya nasibnya bakal tidak jelas. "Kami harus bilang apa, sama Pak Dedi. Sampai-sampai dia tak jadi berangkat ke Kairo hanya karena menolong kami," imbuh Rati.

Kepala Unit I Kejahatan dan Kekerasan Polres Purwakarta Inspektur Satu Putra Adi Fajar berujar segera memproses laporan pemalsuan dokumen dan percaloan TKI itu. "Laporannya sudah kami terima dan segera kami proses," ujar Adi.

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

12 Juni 2023

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

TKI ilegal itu tidak terima gaji selama 3 bulan dengan gaji per bulan 1.500RM.

Baca Selengkapnya

Kritik ATM Beras, Dedi Mulyadi: Mestinya Kementan Libatkan Bulog

28 April 2020

Kritik ATM Beras, Dedi Mulyadi: Mestinya Kementan Libatkan Bulog

Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi mengkritik program ATM beras yang dicanangkan Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Minta Ridwan Kamil Setop Sementara Operasi Bus AKDP

29 Maret 2020

Dedi Mulyadi Minta Ridwan Kamil Setop Sementara Operasi Bus AKDP

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta Gubernur Jabar Ridwan Kamil menghentikan sementara operasional bus AKDP.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Siap Mundur dari AKD Demi Kompromi Airlangga-Bamsoet

25 November 2019

Dedi Mulyadi Siap Mundur dari AKD Demi Kompromi Airlangga-Bamsoet

Sebagai pendukung Airlangga Hartarto, Dedi Mulyadi mengaku siap mundur dari Wakil Ketua Komisi IV DPR untuk mengakomodir kubu Bamsoet.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Sebut Munas Sering Jadi Pangkal Perpecahan Golkar

13 Juli 2019

Dedi Mulyadi Sebut Munas Sering Jadi Pangkal Perpecahan Golkar

Dedi Mulyadi mengatakan Munas Golkar sering menjadi pangkal perpecahan partai berlambang beringin itu.

Baca Selengkapnya

Kubu Airlangga Klaim Kantongi 400 Dukungan untuk Munas Golkar

8 Juli 2019

Kubu Airlangga Klaim Kantongi 400 Dukungan untuk Munas Golkar

Yorrys juga mengklaim Bambang Soesatyo mengantongi 400 lebih dukungan dari DPD I, DPD II, dan ormas Golkar sebagai tiket maju ke Munas Golkar.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Pencopotan Ketua DPD Golkar Cirebon

6 Juli 2019

Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Pencopotan Ketua DPD Golkar Cirebon

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi membantah

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Diperkirakan Lolos ke Senayan

30 April 2019

Dedi Mulyadi Diperkirakan Lolos ke Senayan

Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi diproyeksikan lolos menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Minta Kader Golkar Jawa Barat Tak Meniru Bowo Sidik

10 April 2019

Dedi Mulyadi Minta Kader Golkar Jawa Barat Tak Meniru Bowo Sidik

Golkar Jawa Barat mengirimkan surat edaran untuk menghindari politik uang sebagaimana kasus yang dialami Bowo Sidik.

Baca Selengkapnya

Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Jabar Disambut Kotoran Kampret di Bekasi

27 Maret 2019

Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Jabar Disambut Kotoran Kampret di Bekasi

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) wilayah Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disambut kotoran kampret atau kelelawar saat mengunjungi Gedung Juang Bekasi.

Baca Selengkapnya