Alasan Ansor Minta PNS Berafiliasi HTI Diawasi  

Reporter

Minggu, 2 April 2017 19:07 WIB

Sejumlah mahasiswi yang tergabung dalam Mahasiswi Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi unjukrasa di kawasan Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (28/10). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Blitar - Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama meminta pemerintah mendeteksi aparatur sipil negara yang berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan berpotensi memicu perpecahan bangsa.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Blitar Aminudin Fahruda mengatakan spirit pemimpin dunia atau khilafah yang digaungkan HTI berpotensi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Anggota HTI tersebar di seluruh masyarakat termasuk pemerintahan,” kata Aminudin, Ahad, 2 April 2017.

Baca: Banser NU Bubarkan Konvoi Hizbut Tahrir Indonesia

Keberadaan anggota HTI dalam pemerintahan, menurut Aminudin, berbahaya. Mereka berpotensi memanfaatkan fasilitas negara untuk membesarkan organisasi HTI dan menyebarkan paham anti-NKRI.

Aminudin juga menegaskan perang kepada gerakan khilafah HTI ini akan terus dilakukan sampai kapan pun. Ansor akan terus melawan aksi-aksi mereka yang menuntut kepemimpinan negara sendiri.

Salah satunya dengan melakukan penghadangan konvoi massa HTI yang akan mengikuti acara di Surabaya hari ini. Seluruh anggota Banser Blitar telah disiagakan sejak kemarin untuk menghadang mereka melintasi wilayah Blitar.

Dia menegaskan sikap Ansor tersebut murni sebagai upaya menjaga keutuhan dan kedaulatan Republik Indonesia, dan bukan bagian dari politik praktis pilkada DKI seperti yang sempat dituduhkan segelintir orang. Bahkan perang atas spirit khilafah dunia yang digerakkan HTI telah dilakukan jauh sebelum perhelatan pilkada DKI digelar.

“Siapa pun yang mengancam keutuhan NKRI, termasuk HTI akan menjadi musuh Ansor,” kata Aminudin.

Baca: Ditolak Banser NU, Aksi Hizbut Tahrir di Surabaya Dibatalkan

Aksi penghadangan oleh Banser Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek yang dilakukan sejak Sabtu, 1 April 2017, terbukti menaklukkan massa HTI yang melakukan konvoi menuju Surabaya. Massa HTI memilih kembali ke rumah masing-masing setelah dihentikan dan dirampas atribut berbau khilafah oleh Banser.

Juru bicara HTI, Ismail Yusanto, menuturkan pihaknya sangat menyesalkan pernyataan dari Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama yang menyebut pemerintah perlu mendeteksi aparatur sipil negara yang berafiliasi dengan HTI karena dianggap memicu perpecahan bangsa.

“Bagaimana bisa anggota HTI mengancam NKRI? Mereka tidak ikut gerakan separatisme,” kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 April.

Ismail menuturkan pihaknya tidak mungkin menyebarkan paham anti-NKRI, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebab, ia menilai gerakan yang diusung HTI adalah dakwah agar Islam menjadi ajaran yang mengajak kepada kebaikan. Ia pun mengklaim dakwah yang dilakukan HTI dilindungi undang-undang.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Kepala Desa Mendapat Uang Pensiun, Pekerjaan Apa Saja yang Mendapat Uang Pensiun Tetap?

20 jam lalu

Kepala Desa Mendapat Uang Pensiun, Pekerjaan Apa Saja yang Mendapat Uang Pensiun Tetap?

UU Desa yang diteken Jokowi menyebutkan kepala desa akan mendapat uang pensiun, Profesi apa lagi yang mendapat uang pensiun tetap?

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

2 hari lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

5 hari lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

8 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

9 hari lalu

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

Berikut perbandingan besar gaji yang diterima Prabowo ketika saat menjadi Menteri Pertahanan dengan Presiden.

Baca Selengkapnya

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

10 hari lalu

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

Jumlah CASN yang direkrut terdiri atas 690 ribu PNS dan 1,6 juta untuk formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Baca Selengkapnya

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

11 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

17 hari lalu

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

Rekrutmen dosen tetap ITB non PNS sebelumnya pada 2022. Tuntutan perkembangan multikampus serta jumlah mahasiswanya.

Baca Selengkapnya

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

18 hari lalu

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

Sumber Tempo mengungkap jika seorang dosen di Untan diduga menjadi joki nilai mahasiswa program S2 di FISIP. Tarifnya mencapai Rp 30 juta.

Baca Selengkapnya