Muda-mudi Rayakan Tradisi Omed-omedan Setelah Hari Raya Nyepi

Reporter

Kamis, 30 Maret 2017 07:05 WIB

Sepasangan remaja pria dan wanita saling berpelukan saat Festival Omed-omedan di Desa Sesetan, Denpasar, Bali, 10 Maret 2016. Festival tersebut dipercaya dapat mempererat persaudaraan antar para pemuda. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Drenpasar - Suasana ramai ribuan orang berkumpul di Banjar Kaja, Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan. Semua orang yang datang ingin menyaksikan tradisi Omed-omedan yang diadakan sehari setelah hari raya Nyepi umat Hindu di Bali.

Omed-omedan diwarisi sejak abad ke-17. Kini tradisi itu menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Tradisi itu hanya ada di Banjar Kaja, Desa Sesetan. Omed-omedan berarti tarik-menarik.

Baca juga:
Hari Raya Nyepi, Pesan Umat Hindu di Tahun Kaliyuga ...

"Dahulu tujuan Omed-omedan itu dimaknai sebagai perayaan kesenangan anak-anak muda setelah panen. Tradisi untuk merayakan kegembiraan dan rasa persaudaraan," kata Penglingsir Banjar Kaja Jro Wayan Sunarya, Rabu, 29 Maret 2017. "Peserta Omed-omedan semua masih lajang, paling muda umur 17 tahun."

Beberapa menit sebelum Omed-omedan dimulai, diadakan pementasan tarian barong bangkung. Saat itu para remaja Sekaa Teruna Satya Dharma Kerti mulai melakukan persembahyangan bersama di Pura.

Baca pula:
Umat Hindu Penjuru Nusantara Sambut Hari Raya Nyepi

Setelah sembahyang, barisan laki-laki dan perempuan dipisah. Masing-masing di antara mereka diangkat, kemudian dihadap-hadapkan. Aksi itu semakin menambah kemeriahan saat muda-mudi saling bertabrakan kemudian disiram air. Reaksi mereka pun berbeda-beda, ada yang sekedar memeluk, dan ada juga yang mencium pipi.

"Kami tegas mengatakan ini tradisi positif, bukan porno atau ciuman massal," ujar Sunarya.

Menurut dia, jika ada yang mencium bahkan sampai berciuman itu hanya spontanitas saja. Ia menambahkan bahwa itu sebagai ekspersi kegembiraan para muda-mudi di Banjar Kaja, Desa Sesetan. Di antara muda-mudi itu, tutur dia, ada yang menempuh pendidikan dan bekerja di luar Bali. Maka, bagi Sunarya, tak heran saat Nyepi semua berkumpul, ketika Omed-omedan saling melampiaskan kerinduan.

"Bukan nafsu, ada batasannya. Intinya berpelukan untuk merasakan kegembiraan," tuturnya. "Kalau zaman dulu hanya tarik-menarik saja."

Tubuh Putu Diah Ariastuti Sanjiwangi, 21 tahun, basah kuyup seusai Omed-omedan. Raut wajahnya gembira, walaupun ia masih terlihat lelah. "Ya terasa deg-degan, karena banyak orang yang nonton," katanya.

Saat Omed-omedan, Diah berpelukan dengan temannya. Ia pun tidak merasa canggung karena memaknai persaudaraan bersama teman-temannya di Banjar Kaja. "Pacar saya dari Ubud sekarang kuliah di Yogyakarta. Dia biasa saja saat saya Omed-omedan, tidak melarang (cemburu) karena ini tradisi, jadi sudah saling mengerti," tuturnya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

15 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

50 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

57 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul

Baca Selengkapnya