8 TKI Brebes yang Ditangkap di Johor Mengaku Belum Digaji

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 21 Maret 2017 23:00 WIB

Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Brebes -Delapan pemuda asal Brebes yang mengais rezeki di Malaysia ditangkap imigrasi pada pertengahan Januari 2017 lalu. Kepada keluarganya, mereka mengaku tak mendapatkan gaji seperti yang dijanjikan oleh orang yang mengirimkannya.

“Anak saya ngabari lewat telpon, katanya belum pernah digaji,” kata Tokadi, warga Desa Cenang, Songgom, Brebes, Jawa Tengah. Anak Tokadi, Ahmad Ghozali, merupakan satu dari delapan pemuda desa itu yang hendak menjadi TKI.

Menurut Tokadi, anaknya tak pernah mendapat perlakuan layak. Sejak bekerja di Malaysia pada 30 November 2016 lalu, anaknya tak pernah digaji. Padahal, ia berangkat bermodal janji upah sekitar 900 Ringgit per bulan. Janji lainnya, ia ditempatkan di perusahaan bagus dengan fasilitas memadai. “Tapi kenyataanya, kata anak saya, makannya tidak teratur,” kata dia. “Sudah tidak betah pokoknya.”


Investigasi: Jaringan 'Mafia' Penjual Manusia

Tokadi mengungkapkan, Ghozali bersama tujuh temannya, semula bekerja di pabrik mesin. Selama di sana, mereka tinggal di sebuah rumah yang berfungsi sebagai asrama. “Nah saat bekerja, katanya harus dikawal ketat oleh beberapa orang. Nah, itu kan mencurigakan,” ujar dia.

Puncaknya, mereka ditangkap oleh petugas imigrasi Johor pertengahan Januari lalu. Sejak itu, keluarga yakin, anak mereka menjadi korban perdagangan manusia. “Sejak berangkat saja sudah tidak wajar,” kata dia. “Dari Jakarta ke Batam memang naik pesawat. Tapi dari Batam ke Malaysia lewat laut pakai perahu, kan aneh.”




Infografik: Berdagang Orang ke Malaysia

Tarmudi, orang yang merekrut Ahmad Ghozali dan kawan-kawan membenarkan jika calon TKI yang dibawanya menggunakan jalur laut. Dia mengakui jika visa yang digunakan bukan visa kerja, tapi visa kunjungan. “Tapi itu untuk sementara, sambil nunggu visa kerja di sana,” ujar dia.

Selama di Malaysia, delapan orang itu bekerja di pabrik pembuatan keset. Gajinya memang berkisar 900 Ringgit per bulan. Tapi, ada potongan 2.500 Ringgit selama 10 bulan. Tak ada penjelasan mengenai gaji yang dipotong tersebut. “Memang dari sananya ada potongan,” ujar Turmudi.

Setiap kali mengirimkan orang ke Malaysia, Turmudi mengaku mendapat fee dari agen pengirim. Soal berapa besaran uang yang didapat, “Ya paling buat uang bensin.” Adapun untuk pengiriman tenaga kerja wanita, Turmudi mendapat fee Rp 2 juta per orangnya.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ


Advertising
Advertising


Video Terkait:
Investigasi Majalah Tempo: Perdagangan Manusia ke Malaysia
Korban Perdagangan Manusia, 8 TKI Brebes Diselundupkan Lewat Laut

Berita terkait

KPK soal Penetapan 3 Tersangka di Kemenakertrans: Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

25 Januari 2024

KPK soal Penetapan 3 Tersangka di Kemenakertrans: Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

KPK menegaskan penetapan tersangka Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Reyna Usman tak ada kaitannya dengan Pemilu

Baca Selengkapnya

Perjalanan Kasus Dugaan Korupsi di Kemenakertrans yang Berbuntut KPK Panggil Cak Imin

6 September 2023

Perjalanan Kasus Dugaan Korupsi di Kemenakertrans yang Berbuntut KPK Panggil Cak Imin

KPK menyebut penyelidikan kasus yang diduga melibatkan Cak Imin dilakukan sebelum deklarasi dia sebagai cawapres. Berikut perjalanan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

12 Juni 2023

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

TKI ilegal itu tidak terima gaji selama 3 bulan dengan gaji per bulan 1.500RM.

Baca Selengkapnya

Indonesia Optimis Australia Buka Pintu Luas Bagi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

7 Juni 2022

Indonesia Optimis Australia Buka Pintu Luas Bagi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

Penempatan nanti hanya akan diisi oleh tenaga terampil

Baca Selengkapnya

Menaker Yakin Pengusaha Bakal Bayar THR Seperti Sebelum Pandemi

16 April 2022

Menaker Yakin Pengusaha Bakal Bayar THR Seperti Sebelum Pandemi

Kondisi perekonomian sudah jauh lebih baik dibandingkan dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Menaker Ida Tinjau Pengrajin Ecoprint Penerima JPS

3 Mei 2021

Menaker Ida Tinjau Pengrajin Ecoprint Penerima JPS

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meninjau Kelompok Wirausaha Baru Ecoprint Sekar Langit Bajong di Purbalingga yang menerima program Jaring Pengaman Sosial (JPS).

Baca Selengkapnya

Krisdayanti Hadiri Rapat Perdana di DPR Bersama Menaker

4 November 2019

Krisdayanti Hadiri Rapat Perdana di DPR Bersama Menaker

Krisdayanti menghadiri rapat perdana di DPR bersama Menteri Tenaga Kerja.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri Ungkap Penyebab Perempuan Memilih Tak Bekerja

23 September 2019

Hanif Dhakiri Ungkap Penyebab Perempuan Memilih Tak Bekerja

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengakui partisipasi perempuan dalam dunia kerja di Indonesia masih rendah.

Baca Selengkapnya

Aturan Longgar, Tenaga Kerja Asing Bakal Bertambah 20 Persen

12 September 2019

Aturan Longgar, Tenaga Kerja Asing Bakal Bertambah 20 Persen

Jumlah tenaga kerja asing di Indonesia pada tahun ini diperkirakan bakal naik 20 persen.

Baca Selengkapnya

Menaker Resmikan BLK Komunitas Pesantren di Tangerang

10 September 2019

Menaker Resmikan BLK Komunitas Pesantren di Tangerang

BLK Komunitas Pesantren diharapkan dapat melahirkan SDM yang berakhlak, berkarakter, dan kompeten.

Baca Selengkapnya