Jual-Beli Manusia ke Malaysia (01), Alur Transfer Rp 2 Miliar

Reporter

Senin, 20 Maret 2017 08:50 WIB

.

TEMPO.CO, Jakarta - Terburu-buru perempuan berkulit putih dan berambut panjang itu meninggalkan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, awal Desember 2016. Sejak siang hingga malam hari, perempuan bernama Oey Wenny Gotama itu diperiksa Kepolisian Resor Kota Kupang. Dia diduga terlibat dalam perdagangan manusia dari Nusa Tenggara Timur ke Malaysia.


Investigasi: Jaringan 'Mafia' Penjual Manusia

Kepada Tempo, yang menemuinya seusai pemeriksaan, Oey Wenny mengaku sebagai perwakilan NG Bersatu Sdn Bhd, perusahaan penyalur tenaga kerja Indonesia. Tapi dia membantah terlibat dalam perdagangan manusia. "Saya tidak tahu soal perdagangan manusia," kata Wenny, yang mengaku berkewarganegaraan Indonesia.

Baca juga:
Perdagangan Manusia di NTT, 20 TKI Ditukar Sebuah Mobil

Nama Wenny tercantum dalam dokumen transaksi keuangan yang diperoleh Tempo. Dokumen itu menunjukkan duit miliaran rupiah diguyur dari Malaysia ke pelaku perdagangan manusia di Medan dan Nusa Tenggara Timur, salah satu basis perekrutan TKI. Selama setahun, sejak Agustus 2015, Wenny mentransfer sedikitnya 646 ribu ringgit Malaysia, atau sekitar Rp 2 miliar, ke rekening BCA milik Seri Safkini, pemilik PT Cut Sari Asih—perusahaan perekrut TKI yang berkantor di Medan.

Baca pula:
Calo TKI, Dokumen Palsu, dan Majikan Malaysia Butuh Cepat

Seri Safkini kemudian mengalirkan dana ke anggota jaringannya di NTT. Salah satunya adalah Yohanes Leonardus Ringgi, petugas keamanan penerbangan Bandara El Tari, Kupang, yang sudah ditahan. Dana senilai lebih dari Rp 1,8 miliar itu diberikan dalam 155 kali pengiriman pada periode yang sama. Yohanes Ringgi, yang ditahan di Kepolisian Sektor Kupang Timur dalam kasus perdagangan manusia, membenarkan adanya transfer duit dari Seri Safkini yang ia terima. Tujuannya, mencari calon asisten rumah tangga untuk dikirim ke Malaysia. "Saya mendapat Rp 500 ribu per TKI," ujarnya.


Infografik: Berdagang Orang ke Malaysia

Sebagian duit diberikan oleh anak buah Yohanes ke keluarga calon TKI sebesar Rp 1-2 juta agar membolehkan anak mereka bekerja di Malaysia. Terkadang, anak buah Yohanes membujuk calon TKI dengan menjanjikan gaji besar. Duit yang diterima Yohanes juga dipakai untuk membuat identitas palsu bagi para calon TKI yang masih anak-anak. Lalu, identitas palsu itu digunakan untuk membuat paspor agar TKI bisa masuk ke Malaysia.

Simak laporan investigasi "Jual-Beli Manusia ke Malaysia" di Majalah Tempo pekan ini.

TIM INVESTIGASI


Video Terkait:
Investigasi Majalah Tempo: Perdagangan Manusia ke Malaysia
Korban Perdagangan Manusia, 8 TKI Brebes Diselundupkan Lewat Laut

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

3 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

25 Februari 2024

MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

MUI minta kepolisian untuk menangkap dan membongkar kasus perdagangan orang ini secepatnya sampai ke akar-akarnya.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

20 Februari 2024

Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

Imigrasi Soekarno-Hatta mendapati 4 WNA berkewarganegaraan Irak, Suriah, dan Sudan tersebut memiliki tujuan dan motif yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

24 Desember 2023

Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

Sebelas anak di bawah umur tanpa pendamping termasuk di antara 303 penumpang asal India di pesawat yang dilarang terbang di Prancis atas dugaan TPPO.

Baca Selengkapnya

Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

23 Desember 2023

Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

Sebuah pesawat tujuan Nikaragua yang membawa lebih dari 300 penumpang asal India telah dilarang terbang di Prancis atas dugaan "perdagangan manusia"

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

13 Desember 2023

Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

Menlu Retno menyampaikan bahwa UNHCR akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya di Aceh.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

4 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.

Baca Selengkapnya

Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

15 September 2023

Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

Kuba mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bertentangan mengenai penggunaan warganya sebagai tentara bayaran dalam perang Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

5 September 2023

Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

PM Italia Giorgia Meloni Buat Aliansi untuk Atasi Masalah Imigran

24 Juli 2023

PM Italia Giorgia Meloni Buat Aliansi untuk Atasi Masalah Imigran

Dipimpin Perdana Menteri Italia, negara-negara dari Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika pada Minggu menyepakati langkah-langkah untuk mencoba memperlambat alur imigran.

Baca Selengkapnya