Gelar Kongres ke-5, Ini Harapan Masyarakat Adat Nusantara

Reporter

Senin, 20 Maret 2017 06:43 WIB

Luwuraya.com

TEMPO.CO, Medan - Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-5, yang berlangsung selama lima hari, secara resmi ditutup pada Ahad, 19 Maret 2017. Sebanyak 5.000 masyarakat adat dari 2.332 komunitas hadir dalam kongres yang digelar di Kampung Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara itu.

Petrus Gunawan, masyarakat adat dari Desa Baty Ambar, Kabupaten Lamandao, Kalimantan Tengah, mengatakan kongres tersebut diharapkan bisa menyelamatkan tanah adat di pedalaman. Ia menambahkan, di desanya telah terjadi pengalihan lahan adat untuk perusahaan. Pengalihan tersebut atas izin pejabat daerah yang mengeluarkan aspek legal formal kepada perusahaan.

"Banyak hak-hak kami yang dirampas perusahaan," ujar Petrus, Ahad malam.

Baca: Sengketa Adat, Aliansi Masyarakat Adat: Pemerintah Sering Lamban

Ihwal kasus itu, Petrus berharap semua permasalahan yang dialami masyarakat adat di Desa Kampar cepat selesai. "Dengan adanya KMAN, semoga posisi kami semakin kuat dan kami bisa memberikan perlawanan juga secara hukum," ujar lelaki yang menyebutkan ada 37 komunitas masyarakat adat di Kabupaten Lamandao itu.

Masyarakat adat lain, Charles Imbir, berharap pemerintah melalui KMAN bisa mengakui kehadiran masyarakat adat. "Pemerintah bisa sadar kalau negara ini bisa terjadi karena ada masyarakat adat. Karena yang punya hak atas tanah adalah masyarakat adat," kata Charles, yang merupakan anggota Komunitas Wawiyai, Sorong Raya, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Charles menilai, selama ini, permasalahan masyarakat adat di Indonesian relatif sama, yaitu tidak mendapat pengakuan layak, khususnya dari pemerintah. Masyarakat adat selalu dimarginalkan kepentingan pemerintah, yang mengatasnamakan pembangunan negara.

Baca: 10 Tahun Dialog Masyarakat Adat dan Pemerintah, Hasilnya Minim?

Padahal, menurut Charles, masyarakat adat tidak pernah anti terhadap pembangunan. Justru masyarakat adat selalu bersedia mendukung asalkan pemerintah mempunyai iktikad baik melibatkan masyarakat adat.

Selain itu, pria berumur 36 tahun tersebut berharap KMAN dapat mendorong pemerintah segera mengesahkan peraturan undang-undang tentang masyarakat adat. "Sejak lahir, kami tidak pernah beli tanah, tidak pernah beli pohon, tidak pernah beli buah, tidak pernah beli hewan. Itu hak kami, itu tersedia di atas tanah kami," kata Charles.

Namun, meski begitu, Charles mengatakan masyarakat adat tidak anti terhadap pendatang. Semua warga negara boleh hadir dan menetap di tanah adat mereka. Asalkan para pendatang memahami budaya dan mengerti di mana posisi yang bisa dikelola.

IIL ASKAR MONDZA

Baca: Jokowi Minta Hasil Kongres Masyarakat Adat Disampaikan Langsung

Berita terkait

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

5 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Profil Benny Sinomba Siregar

5 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Profil Benny Sinomba Siregar

Wali Kota Medan Bobby Nasution menunjuk Benny Sinomba Siregar jadi Plh Sekda Kota Medan. Benny adalah paman Bobby.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

11 hari lalu

Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

Ford Foundation menilai Hari Bumi bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran komunitas adat untuk alam.

Baca Selengkapnya

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

37 hari lalu

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.

Baca Selengkapnya

2 Ketua Adat Ini Ditangkap Polisi karena Mempertahankan Lahan

37 hari lalu

2 Ketua Adat Ini Ditangkap Polisi karena Mempertahankan Lahan

Ketua adat Dolok Parmonangan Sorbatua Siallagan berurusan dengan polisi, karena mempertahankan tanah warisan leluhurnya

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

39 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Minta OIKN Hati-hati di Pembebasan Lahan Warga Kawasan IKN

41 hari lalu

Ombudsman Minta OIKN Hati-hati di Pembebasan Lahan Warga Kawasan IKN

Ombudsman meminta Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) hati-hati dalam pembebasan lahan warga di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

42 hari lalu

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR hingga Amnesty International Soal Rencana Penggusuran Warga Pemaluan demi IKN

45 hari lalu

Reaksi DPR hingga Amnesty International Soal Rencana Penggusuran Warga Pemaluan demi IKN

Anggota DPR mengingatkan jangan sampai IKN membuat warga setempat jadi seperti masyarakat adat di negara lain yang terpinggirkan.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

45 hari lalu

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya