Hari Perempuan Internasional di Yogya Usung Tema Konflik Tanah  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 8 Maret 2017 00:24 WIB

Ratusan warga yang tergabung dalam kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) berkumpul untuk menghadang petugas dari Badan Petanahan Nasional (BPN) saat melakukan pengukuran serta pematokan di Pedukuhan Kalirejo, Desa Glagah, Temon, Kulon[progo, Yogyakarta, 16 Desember 2015. Relokasi bagi warga terdampak pembangunan bandara hanya pada hunian baru, lahan yang dapat digarap sebagai pengganti mata pencaharian warga yang mayoritas petani belum bisa diprioritaskan. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perempuan di seluruh dunia memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) yang jatuh pada 8 Maret setiap tahun. Di Yogyakarta, ratusan aktivis perempuan, mahasiswa, dan pegiat demokrasi akan tumpah ruah mengusung sejumlah isu dalam rangka memperingati tersebut. Di antaranya isu perampasan tanah yang berdampak pada perempuan.

Jaringan Perempuan Yogyakarta, organisasi yang menghimpun berbagai jaringan organisasi perempuan, akan menggelar aksi menari bersama di Titik Nol Kilometer. Mereka mengusung tema “Perempuan Menggugat”. Koordinator aksi Jaringan Perempuan Yogyakarta, Anastasia Sukiratnasari, mengatakan 50 peserta aksi akan menari dan mengajak masyarakat sekitar bergabung. “Kami terinspirasi dari tari Jampi Gugat karya Kinanti Sekar. Ini punya arti perempuan menggugat untuk perubahan kondisi yang lebih baik,” kata Anastasia kepada Tempo, Selasa, 7 Maret 2017.

Tarian itu berarti menggugat maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan dan protes terhadap perampasan tanah yang berdampak pada perempuan. Perempuan menjadi kehilangan pekerjaan ketika tanah mereka digusur untuk kepentingan proyek pemerintah. Misalnya, pembangunan Bandar Udara Internasional di Kabupaten Kulon Progo dan pembangunan proyek pariwisata di Gunungkidul.

Anastasia mengatakan Jaringan Perempuan Yogyakarta melibatkan sejumlah mahasiswa yang datang dari berbagai daerah dan kampus untuk menari. Ada pula aktivis Jaringan Gusdurian dan jaringan lintas agama. Para perempuan juga akan menuliskan pengalaman mereka tentang kekerasan seksual di atas kertas untuk dibikin instalasi. Selain menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, Jaringan Perempuan Yogyakarta juga mengusung perlindungan terhadap pekerja rumah tangga, buruh gendong, difabel, dan pekerja seks.

Komite Perjuangan Perempuan yang mengorganisasi sejumlah gerakan perempuan dan gerakan prodemokrasi juga akan melakukan aksi jalan kaki dari Taman Parkir Abu Bakar Ali menuju Titik Nol Kilometer. Mereka mengusung sejumlah isu, di antaranya konflik agraria, menolak seksisme, perlindungan terhadap buruh migran, menolak kekerasan terhadap jurnalis perempuan, dan menyuarakan hak-hak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Mereka akan tumpah ruah merespons bangkitnya gerakan perempuan secara global seperti pada Women’s March pada 21 Januari 2017. “Gelombang perlawanan penting untuk terus disuarakan,” kata aktivis Komite Perjuangan Perempuan, Tia Setiyani.

Aktivis Lembaga Bantuan Hukum juga akan turun menuntut aparat hukum melindungi hak-hak perempuan, yang menjadi korban kejahatan maupun tersangka. LBH menyoroti banyaknya penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan yang berhenti di tingkat penyelidikan dan penyidikan. “Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan dampak dari lemahnya penegakan hukum,” kata aktivis LBH, Emanuel Gobay.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

52 hari lalu

Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

Perempuan bisa berkarya dan berdaya. Walau begitu, beberapa di antaranya membutuhkan support system saat menghadapi beragam tantangan.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Perkuat Peran Perempuan dalam Ekonomi Keluarga

56 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Perkuat Peran Perempuan dalam Ekonomi Keluarga

Pentingnya mematahkan stigma dan mendukung pengusaha perempuan untuk berdaya di momen Hari Perempuan Internasional ini.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Ini 5 Hambatan Perempuan Berolahraga Versi Asics

56 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Ini 5 Hambatan Perempuan Berolahraga Versi Asics

Dalam menyambut Hari Perempuan Internasional 2024, ASICS merilis riset soal berbagai hambatan perempuan berolahraga. Responden berasal dari 40 negara.

Baca Selengkapnya

Usman and The Blackstones Rilis Lagu Perempuan Gembala yang Tergusur Proyek Mandalika

56 hari lalu

Usman and The Blackstones Rilis Lagu Perempuan Gembala yang Tergusur Proyek Mandalika

Proses pengerjaan lagu baru Usman and The Blackstones ini berlangsung setahun lantaran mengalami perombakan beberapa kali.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

57 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Intip Kisah Vanda Monica yang Dapat Cuan dari Bisnis Alat Pancing

57 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Intip Kisah Vanda Monica yang Dapat Cuan dari Bisnis Alat Pancing

Rayakan Hari Perempuan Internasional 2024, simak kisah salah satu pengusaha alat pancing yang berhasil mendapat cuan dari bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Sederet Acara Peringati Hari Perempuan Internasional 2024 di Bangkok

57 hari lalu

Sederet Acara Peringati Hari Perempuan Internasional 2024 di Bangkok

Bangkok merayakan Hari Perempuan Internasional 2024 dengan beragam acara, menampilkan bakat dan prestasi wanita dalam berbagai bidang.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

57 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

Pekerja Pria Jepang Uji Coba Simulasi Nyeri Haid: Saya Tidak Bisa Bergerak!

57 hari lalu

Pekerja Pria Jepang Uji Coba Simulasi Nyeri Haid: Saya Tidak Bisa Bergerak!

Ini sebagai bagian dari inisiatif yang bertujuan untuk menumbuhkan empati terhadap rekan kerja perempuan Jepang menjelang Hari Perempuan Internasional

Baca Selengkapnya

Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

57 hari lalu

Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Oktober lalu bahwa hampir 43.000 tentara perempuan saat ini bertugas di militer.

Baca Selengkapnya