TEMPO Interaktif, Solo: Anggota Komisi Pertanian DPR RI Mufid Busyaeri akan meminta penjelasan Menteri Pertanian Anton Apriantono atas sikapnya yang melunak terhadap keputusan pemerintah mendatangkan beras impor. Menurut politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa ini, Anton dinilai tidak konsisten karena secara tidak langsung menyetujui impor beras yang jelas-jelas merugikan petani. "Beras impor belum datang saja harga beras langsung anjlok," kata dia, Sabtu.Mufid mengatakan, komisinya berpegang pada data yang pernah disampaikan oleh Menteri Pertanian bahwa produksi beras nasional mencapai 34 juta ton. Meski ada kekeringan dan bencana, diperkirakan masih ada surplus karena kebutuhan beras nasional tidak sampai 33 juta ton. "Aneh sekali sekarang Menteri Pertanian berbalik dengan menyetujui impor beras. Saya tidak paham sama sekali apa yang terjadi pada Menteri Pertanian," ujarnya.Menurutnya, berdasarkan pemantauan hanya dalam hitungan hari setelah pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras sebanyak 210 ton, harga beras di pasaran langsung turun. Dia menyebutkan penurunan mencapai Rp 400 setiap kilogramnya. "Anda bisa cek di Pasar Induk Cipinang atau ke daerah Cirebon, harga beras langsung turun padahal berasnya saja belum datang, apalagi kalau sudah datang," kata dia.Keputusan mengimpor beras meski dengan alasan untuk kepentingan jangka pendek akan menjadi problem pertanian yang serius. Dia mengkhawatirkan harga gabah petani pada panenan mendatang akan jatuh. Panenan petani menjadi tidak ada artinya karena pada saat mereka panen, beras impor yang didatangkan pemerintah sudah masuk.Sebelumnya, Menteri Pertanian Anton Apriantono menjelaskan kalau departemennya hanya menyetujui impor untuk tujuan tertentu. Dia menyebut, bencana merupakan alasan utama. Pemerintah tidak bisa bermain-main dengan permasalahan bencana. Sebab, tidak ada satu pihak pun yang mampu memperkirakan terjadinya bencana. "Harus ada cadangan beras yang cukup. Itu masalahnya," tutur dia.Imron Rosyid