TEMPO Interaktif, Kediri:Pengrajin bata merah di Kediri berniat membantu mengatasi lupapan lumpur Lapindo. Caranya, mereka bersedia menampung lumpur untuk bahan baku bata merah. “Kebetulan kami kesulitan bahan baku,” kata Sujito, pengrajin bata di Dusun Bulurejo, Blabak, Kota Kediri, kemarin.Kecamatan Blabak dikenal sentra pembuatan bata merah. Saat ini produksinya turun drastis lantaran kekurangan bahan baku berupa tanah. Padahal permintaan pasar terus berdatangan. “Permintaan sebulan mencapai satu juta bata merah, tapi hanya mempu melayani sekitar 100 ribu buah,” ujarnya.Gagasan ini, kata dia, sudah dibicarakan dengan sekitar 40 pengrajin. Masing-masing pengarajin langsung menyiapkan penampungan lumpur berupa cekungan bekas galian tanah di lahan mereka. “Saya senang kalau pengiriman lumpur benar-benar terjadi,” tutur Maniran, tetangga Sujito. Maniran mengaku membeli bahan baku seharga Rp 75 ribu setiap satu truk. Jika diproduksi menghasilkan sekitar 1.500 buah bata merah. Harga bata merah antara Rp 105-135 ribu per seribu bata merah. Biaya produksinya kurang lebih Rp 45 ribu, belum termasuk tenaga kerja. Apabila bahan baku berupa lumpur bisa dipasok dari Porong, Sidoarjo, Maniran berharap keuntungan dari usahanya meningkat.Begitu pula Sujito, lumpur yang didatangkan ke daerahnya cuma-cuma.Persoalannya, jarak tempuh Sidoarjo-Kediri cukup jauh sekitar 100 kilometer. Dibutuhkan izin dari sejumlah pemerintah daerah yang wilayahnya akan dilintasi truk besar membawa lumpur Lapindo yang beraoma tidak sedap itu.DWIDJO U. MAKSUM