Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia menggelar aksi unjuk rasa mengutuk pelecehan Al Quran oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok di Gedung Sate, Bandung, 14 Oktober 2016. Mereka menuntut aparat berwenang untuk mengusut kasus tersebut ke ranah hukum. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Mojokerto - Selain bergabung dengan aksi damai di Jakarta, puluhan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Mojokerto juga menggelar unjuk rasa di sejumlah titik di Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat, 2 Desember 2016.
Selain menyuarakan tuntutan atas kasus penistaan agama oleh calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, HTI mengusung isu khilafah atau kepemimpinan menurut syariat Islam, yang selama ini dicita-citakan HTI.
Aktivis HTI berorasi di empat lokasi antara lain perempatan Jalan Miji, Jalan Letkol Soemarjo, perempatan lampu merah Jalan Empu Nala, dan perempatan Jalan Gajah Mada. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan “Syariah dan Khilafah: Menjaga Kemuliaan Islam dan Keutuhan Bangsa”.
“Kami demo onthespot di perempatan-perempatan jalan. Tiap titik ada 10-20 orang,” ujar koordinator aksi HTI Mojokerto, Ibrahim Andreas.
Mereka juga menyebarkan buletin kepada pengguna jalan yang berisi tuntutan atas kasus yang melibatkan Ahok. “Ini bentuk dukungan kami pada aksi damai di Jakarta,” tutur Ibrahim.
Menurut dia, tak semua aktivis HTI Mojokerto berangkat ke Jakarta untuk ikut aksi. “Kami yang di daerah ingin menyampaikan pesan, demi tegaknya keadilan, sudah seharusnya Ahok ditahan,” ujarnya.