Banjir Bengawan Solo Meluas di Bojonegoro dan Tuban
Editor
Grace gandhi
Sabtu, 26 November 2016 16:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir luapan Sungai Bengawan Solo meluas di beberapa kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 26 November 2016.
Tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo diperkirakan terus naik akibat kiriman banjir dari Solo dan Pegunungan Kendeng Utara, di Tuban, dan Rembang, Jawa Tengah.
Data di alat pencatat TMA di Taman Bengawan Solo, Kota Bojonegoro, pada Sabtu sore, pukul 15.00, yaitu 14.85 phielschaal atau naik dibanding satu jam sebelumnya 14.75 phielschaal.
Kenaikan air yang pesat membuat banjir terus menggenangi sejumlah kecamatan di Bojonegoro dan Tuban. Dampaknya, banjir dengan ketinggian 40 sentimeter hingga satu meter di beberapa titik di dua kabupaten itu.
Di Bojonegoro, hingga Sabtu sore ini, banjir sudah menggenangi sedikitnya 9 kecamatan serta 46 desa dan kelurahan. Di antaranya di Kecamatan Kota Bojonegoro, Trucuk, Dander, Malo, Kalitidu, Kapas, Padangan, Ngraho dan Kanor. Beberapa desa yang terendam, seperti Desa Cengungklung, Manukan, Sudu, dan Beged, Kecamatan Gayam.
Di Desa Ngablak dan Ngulanan, Kecamatan Dander, ketinggian banjir 50-80 sentimeter. Tercatat ada 89 rumah yang pekarangannya sudah terendam banjir. “Jalan desa sudah terendam,” ujar Kepala Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Usamali, kepada Tempo, Sabtu, 26 November 2016.
Bupati Bojonegoro Suyoto melakukan sidak di sejumlah tempat yang direndam banjir, di antaranya di Taman Bengawan Solo—tempat dipasangnya alat deteksi dini banjir. Alat tersebut akan berbunyi jika posisi permukaan air berada pada 15.00 phielschaal atau siaga merah. “Warga diminta untuk siaga,” ujarnya, Sabtu 26 November 2016.
Suyoto menyebutkan, kemungkinan air Sungai Bengawan Solo, akan meningkat di level siaga merah atau siaga III. Alasannya, posisi air di hulu di sungai dari Dungus, Ngawi ditambah hulu sungai dari Pegunungan Kendeng Utara, masih terdapat banjir. Posisi siaga tiga kemungkinan terjadi pada Sabtu malam.
Di Kabupaten Tuban, banjir menggenangi lebih dari 23 desa di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Parengan, Soko, Rengel, dan Widang. Di Kecamatan Rengel, banjir menggenangi jalan-jalan di Desa Tambakrejo, Sawahan, Karangtinoto, Kanorejo dan Ngadirejo. Ketinggian banjir rata-rata sekitar 50 sentimeter. Sedangkan banjir di Kecamatan Soko, di antaranya menggenangi Desa Menilo, Simo, Mojoagung, dan Kendalrejo.
Banjir juga menggenangi Desa Selogabus, Brangkal, dan Margorejo, Kecamatan Parengan. Banjir berasal dari luapan Sungai Kening, yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo.
“Kami masih terus mendata daerah terdampak banjir,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Joko Ludiono, dalam rilisnya Sabtu, 26 November 2016.
SUJATMIKO