Aksi 2 Desember, JK Larang Pendemo Jumatan di Jalan  

Reporter

Senin, 21 November 2016 18:14 WIB

Wapres Jusuf Kalla (ketiga kanan) bersama sejumlah kepala negara berpose untuk foto keluarga selama KTT APEC di Lima, Peru, 20 November 2016. REUTERS/Mariana Bazo

TEMPO.CO, Lima - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Dewan Masjid Indonesia mengingatkan para pengunjuk rasa agar tidak menggelar salat Jumat di Jalan Thamrin, Jakarta, pada 2 Desember 2016.

"Nanti melalui DMI, saya minta agar mereka salat Jumat di masjid," katanya di Lima, Peru, Senin, 21 November 2016, setelah mengikuti rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Menurut Ketua Umum DMI itu, jalan raya bukan tempat penyelenggaraan salat Jumat. "Salat Jumat itu tempatnya di masjid. Kalau di jalan raya, mengganggu ketertiban," kata Kalla. Salat Ied pun tidak dilakukan di jalan raya, tetapi di tanah lapang.

Baca: Tito Karnavian Larang Salat Jumat di Jalan Raya

Sebelumnya, unjuk rasa rencananya kembali digelar pada 2 Desember mendatang. Mereka menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama. Para pengunjuk rasa akan melaksanakan salat Jumat di sela-sela aksi.

Larangan serupa diungkapkan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian. Tito melarang aksi gelar sajadah dan salat Jumat di jalan protokol di Jakarta pada Jumat, 2 Desember 2016. "Sesuai undang-undang, penyampaian pendapat adalah hak masyarakat, tapi tidak boleh mengganggu hak orang lain," kata Tito di Mabes Polri, Senin, 21 November 2016.

Baca: Kapolri Jamin Berkas Ahok Rampung Dua Pekan

Menurut Tito, sejumlah massa berencana menggelar salat Jumat bersama di Jalan Raya Thamrin, Jalan Sudirman, dan Bundaran Hotel Indonesia. Tito menegaskan, aksi semacam itu melanggar Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Tito tak melarang aksi gelar sajadah dan salat Jumat bersama bila dilaksanakan di Masjid Istiqlal, Lapangan Banteng, ataupun Monumen Nasional.

"Kalau di jalan raya, jalan protokol, itu bisa memacetkan Jakarta. Dipastikan itu dilarang. Kalau tetap dilakukan, maka kami akan membubarkannya. Kalau melawan, akan kami tindak," ujar Tito.

Baca: Panglima TNI: Kalau Ada Tindakan Makar, Itu Sudah Urusan TNI

Rencananya, Tito akan mengeluarkan maklumat Kapolri terkait dengan hal tersebut kepada jajarannya pekan ini. Isi maklumat itu, di antaranya arahan bagaimana menghadapi pendemo yang melanggar, larangan unjuk rasa dengan menutup jalan protokol, serta tindakan bagi para pendemo yang melanggar konstitusi.

Selain aksi damai pada 2 Desember, sejumlah organisasi masyarakat juga melakukan unjuk rasa pada 25 November mendatang. Diperkirakan mereka akan menggelar aksi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat RI. Kedua aksi tersebut menuntut Kepolisian RI segera menahan Ahok.

ANTARA | DEWI SUCI RAHAYU

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

8 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

9 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

11 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

13 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

15 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

15 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya