TEMPO Interaktif, Jakarta:Bangsa Indonesia sangat berutang budi kepada mendiang Daniel S Lev. Sebab dia telah menjadi duta bangsa Indonesia untuk menjelaskan kepada publik dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. "Bangsa Indonesia harus melakukan sesuatu untuk mengenangnya," kata praktisi hukum Todung Mulya Lubis saat dihubungi Tempo, Minggu (30/7). Todung mengaku mendengar kabar Lev telah meninggal dunia pada Minggu dini hari dari sejumlah temannya. Ia menyesal karena tak sempat menjenguknya Seatle, Amerika Serikat. “Kami sudah mempunyai firasat, kematian memang sudah ya...ini memang final days,” ucap Todung lirih. Bagi Todung, Lev adalah sorang Indonesianis yang tulus dalam membela Indonesia. Dia juga guru dari semua bagi banyak orang Indonesia yang sekolah di Amerika atau tempat-tempat lain. “Daniel sangat mencintai Indonesia lebih dari mencintai negerinya sendiri,” ucapnya. Lev adalah ilmuwan Amerika yang sangat tahu tentang hukum Indonesia. Dia juga banyak berjasa dalam membangun Lembaga Bantuan Hukum di Indonesia. “Yang terakhir dia membantun lahirnya PSHK (Pusat Studi Hukum dan Kebijakan),” ujar Todung. Jejak rekam kiprah Lev di Indonesia, kata dia, bisa ditelusuri di Kejaksaan Agung, Mahkamah agung, Kepolisian RI, pengadilan-pengadilan dan fakultas-fakultas hukum. Secara pribadi, Todung mengaku memiliki kesan mendalam terhadap Lev pada 1971. Kala banyak aktivis mahasiswa dikejar dan dipenjarakan tentara, Lev merekomendasikan agar dirinya sekola ke Amerika. Pengalaman ini, bagi Todung sangat membekas, “Kami belum kenal lama, tapi dia sudah begitu peduli,” ujarnya. Titis Setianingtyas