TEMPO.CO, Bandung - Provinsi Jawa Barat belum merdeka dari ancaman serangan penyakit rabies. Gubernur Ahmad Heryawan menargetkan pada 2018 Jawa Barat telah nihil rabies.
Namun dua tahun sebelumnya, sebagai syarat status bebas rabies itu, dua kasus masih ditemukan pada 2016.
Baca:
Ditanya Kenapa Membohongi Mirna, Jessica: Terserah Saya...
Begini Ritual Syahwat Gatot Brajamusti Selama Sembilan Tahun
Dimas Kanjeng dan Peti Ajaib Pengganda Uang, Isinya...
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Jawa Barat Arif Hidayat mengatakan, pada 2016 sejauh ini masih ada dua kasus rabies ditemukan di Kota dan Kabupaten Sukabumi.
“Sebuah kasus gigitan anjing liar di Kabupaten Sukabumi mengakibatkan seorang warga meninggal dunia,” katanya pada diskusi Hari Rabies Internasional di kampus Universitas Padjadjaran, Bandung, Rabu, 28 September 2016.
Sebuah kasus rabies lainnya terjadi di Kota Sukabumi pada seekor anjing peliharaan. Kasus itu tidak menimbulkan korban luka gigitan atau meninggal dunia pada orang. Berdasarkan data dinas, kedua daerah tersebut masuk daftar daerah tertular rabies. “Daerah tertular rabies lain yaitu Cianjur, Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Tasikmalaya,” kata Arif.
Penyakit rabies yang disebabkan oleh virus sangat berbahaya bagi manusia karena belum ada obatnya sehingga bisa mengakibatkan kematian. Pasien yang tertular rabies selama ini ditangani dengan pemberian serum secara berkala.
Virus rabies menular melalui luka gigitan dan luka yang terkena air liur hewan penderita rabies. Pada hewan peliharaan, ujarnya, rabies bisa ditangkal dengan vaksin yang berlaku selama setahun.
Arif mengatakan, sumber penularan dan infeksi rabies pada anjing sebanyak 90 persen, kucing 6 persen, monyet 3 persen, dan hewan lain, seperti tikus juga musang.
Daerah bebas rabies di Jawa Barat, kata Arif, saat ini meliputi Kota Bogor, Depok, Kota dan Kabupaten Bekasi, Cirebon, Indramayu, Purwakarta, dan Karawang. Adapun daerah terancam rabies, yakni Kabupaten Bogor, Subang, Majalengka, Kuningan, Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, Sumedang, Kota Tasikmalaya, Pangandaran, Banjar, serta Ciamis.
Pelaksana Teknis Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat Pranyata Tangguh Waskita mengatakan, masih cukup banyak tantangan pemberantasan penyakit rabies. Masalahnya, antara lain pemelihara hewan seperti anjing tidak memberikan vaksin antirabies, pemelihara juga melepaskan hewannya untuk mencari makan sendiri di luar rumah.
Kebiasaan itu disebutnya berisiko, sebab anjing bisa tertular rabies dari anjing liar lain karena berkelahi dan kawin pada musimnya. “Kemudian gigitan hewan pada manusia juga dianggap hal yang biasa,” katanya.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir
21 jam lalu
Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.
Baca SelengkapnyaRencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah
1 hari lalu
Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.
Baca SelengkapnyaKeunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda
8 hari lalu
Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta
18 hari lalu
Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya
Baca SelengkapnyaRekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran
23 hari lalu
Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.
Baca SelengkapnyaPenumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran
28 hari lalu
Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.
Baca SelengkapnyaMonyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan
54 hari lalu
Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.
Baca SelengkapnyaSerba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?
4 Maret 2024
Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?
Baca SelengkapnyaKawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?
3 Maret 2024
Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?
Baca Selengkapnya4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini
29 Februari 2024
Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?
Baca Selengkapnya