Soekarwo dan Ganjar Hadiri Kongres Sungai di Waduk Selorejo  

Reporter

Jumat, 23 September 2016 16:52 WIB

Penambang tradisional meniti jembatan bambu sambil mengangkat keranjang pasir di Sungai Brantas, Kel. Banda Lor, Kediri, Jawa Timur, Rabu (5/9). ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Malang - Sejak sepuluh tahun lalu, daerah aliran Sungai Brantas dan Sungai Mlirip yang melintasi Mojokerto-Surabaya tercemar berat. Sumber pencemaran 45 persen berasal dari limbah rumah tangga, 25 persen limbah industri, dan selebihnya limbah pertanian seperti pestisida.

"Dampaknya, populasi ikan endemik turun," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam Kongres Sungai Indonesia ke-2 di Waduk Selorejo, Malang, Jumat, 22 September 2016.

Menurut Soekarwo, pencemaran berat itu menyebabkan populasi ikan berjenis kelamin betina mencapai sekitar 85 persen sehingga menganggu proses reproduksi. Dampaknya, populasi ikan terancam punah.

Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, menurut Soekarwo, dikeluarkanlah peraturan gubernur yang menetapkan kawasan Sungai Mlirip menjadi kawasan habitat air. Setelah itu secara besar-besaran dibangun sanitasi komunal. "Tujuannya menghentikan kebiasaan masyarakat di sekitar bantaran sungai membuang limbah domestik di sungai," tuturnya.

Sejumlah perusahaan, kata Soekarwo, juga ditutup karena membuang limbahnya langsung ke sungai. Setelah ditata ulang, Soekarwo mengklaim pencemaran Sungai Mlirip menjadi terkendali. "Limbah domestik ditekan, warga telah menghentikan kebiasaan membuang air limbah domestik rumah tangga ke sungai," ujarnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui bahwa sungai menjadi persoalan penting dalam kehidupan manusia. Apalagi sumber mata air dan binatang atau biota yang telah hilang bakal merugikan manusia. "Air sumber kehidupan, manusia membutuhkan air," katanya.

Persoalan pencemaran air, menurut Ganjar, merupakan persoalan budaya. Banyak masyarakat di bantaran sungai yang membuang air besar dan membuang sampah di sungai. Ganjar mencontohkan Sungai Citarum yang tercemar berat setelah keluar dari sumber mata air. "Kongres ini menumbuhkan kepedulian. Yang peduli sedikit, mulai dengan tindakan kecil," ucapnya.

Air, kata Ganjar, menjadi isu strategis setelah energi. Selain itu, air juga menjadi bahan baku menggerakkan generator listrik. Ganjar menilai Kongres Sungai bisa dijadikan forum menyikapi dan membahas politik air setelah banyak investor asing yang menguasai sumber mata air.

"Sumber mata air diolah menjadi air kemasan dengan merek internasional. Jika semua sumber mata air dikuasai asing, dikhawatirkan banyak petani dan masyarakat yang kekurangan air," ujar Ganjar.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

15 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

45 hari lalu

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

48 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

1 Januari 2024

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

BRI berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama yang tingkat pencemaran airnya sangat tinggi terutama akibat sampah yang menumpuk.

Baca Selengkapnya

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

31 Desember 2023

Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

Mahasiswa IPB University hilang kemudian ditemukan meninggal di Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Di manakah tepatnya pulau ini?

Baca Selengkapnya

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

18 Desember 2023

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

Erupsi Gunung Marapi membuat sejumlah sungai terpapar abu vulkanik, guguran lava, awan panas, dan banjir bandang. Ini kondisi terkini.

Baca Selengkapnya

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

8 Desember 2023

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

BRIN melakukan penelitian jalur migrasi ikan atau fishway untuk pengelolaan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

28 November 2023

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

Pemkot Depok sedang menelusuri munculnya busa yang menutupi areal Curug Kali Baru, Cimanggis

Baca Selengkapnya