TEMPO.CO, Jakarta - Budi Gunawan akhirnya menjadi Kepala Badan Intelijen Negara setelah sekian lama namanya menjadi pembicaraan seusai gagal menjadi Kepala Kepolisian RI. Tak hanya menjadi Kepala BIN, mantan ajudan presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, itu pun menerima kenaikan pangkat menjadi jenderal empat, setara dengan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian.

"Alhamdulillah hari ini saya sudah secara resmi menjadi Kepala BIN sekaligus dinaikkan pangkat menjadi jenderal polisi. Ini amanah yang harus saya emban," kata Jenderal Budi Gunawan saat dicegat awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat malam, 9 September 2016.

Berdasarkan pantauan Tempo, ketika Budi Gunawan tiba di Istana Kepresidenan tadi sore, ia masih menggunakan pakaian sipil lengkap berupa kemeja putih, jas hitam, serta peci. Namun, ketika ia meninggalkan Istana Kepresidenan, ia sudah berganti menggunakan pakaian dinas kepolisian dengan empat bintang di bahu kanan dan kirinya.

Baca: Budi Gunawan Kepala BIN, Kontras: Keputusan Kontroversial

Juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, menambahkan, bahwa status personel kepolisian Budi Gunawan tak hilang meski menjadi Kepala BIN. Sebab, Budi Gunawan tak punya kewajiban untuk melepaskan jabatannya. Masa pensiun Budi Gunawan pun masih Desember akhir 2016. Dengan begitu, status Budi Gunawan adalah Perwira Tinggi Mabes Polri yang mendapat tugas di BIN.

"Jadi, ini ada dua jenderal polisi bintang empat," ujar Boy. Dua jenderal yang dia maksud adalah Tito dan Budi Gunawan.

Baca: Budi Gunawan: Aliran Ekstrem dan Komunisme Harus Diwaspadai

Ditanyai apakah keberadaan dua jenderal polisi ini akan menjadi masalah di tubuh Kepolisian, Boy mengatakan tidak akan ada masalah. Sebab, Budi Gunawan tidak akan berperan sebagai jenderal di struktur kepolisian, melainkan di BIN. "Jadi, di struktural Polri tetap satu jenderal. Satu jenderal lainnya (Budi Gunawan), kan di luar, di BIN. Tidak jadi masalah," katanya.

ISTMAN M.P.