Feature, Pasang-Surut Rezeki Anyaman Rotan

Reporter

Editor

Mustafa moses

Kamis, 8 September 2016 00:45 WIB

Pekerja membuat kursi rotan di kawasan Pramuka, Jakarta, 11 Januari 2016. Setiap tahun Indonesia menyuplai 80 persen kebutuhan rotan dunia. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Palangkaraya - Tangannya yang mungil tampak lincah menganyam rotan. Di usia yang memasuki 68 tahun, Bardin duduk di lantai sambil sesekali membetulkan letak kacamatanya. Ia ditemani anak perempuannya. Keduanya menganyam rotan untuk dijadikan tikar, lalu dijual kepada pemesan.

Bardin belajar membuat tikar berbahan rotan sejak berusia 5 tahun. Ia melakukannya di dalam rumahnya yang hanya seluas 50 meter persegi. "Saya belajar ini dari melihat ibu saya sejak kecil," ucapnya saat ditemui di rumahnya, Desa Pulau Keladan, Kecamatan Mentangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Rabu, 7 September 2016.

Dia mengatakan tidak banyak yang bisa dihasilkan dari membuat tikar. Bagi Bardin, harga jual tikarnya dengan tingkat kesulitan yang ia alami dalam pembuatan masih tidak sebanding. Selain itu, dibutuhkan bahan dasar rotan yang tidak sedikit untuk menghasilkan satu tikar.

Bardin hanya membuat tikar dari rotan ketika ada pesanan datang. Jika tidak, ia hanya membuat untuk dipakai oleh keluarganya sehari-hari. Dalam satu bulan, biasanya dia hanya mendapatkan satu pesanan. Tikar ukuran sedang buatannya ia hargai Rp 1 juta.

Dengan posisi duduk bersila di depan tikar yang sedang ia anyam, Bardin bercerita tentang pembuatan tikar dari rotan. Ia bercerita, untuk membuat satu tikar ukuran besar, dibutuhkan waktu selama satu bulan pembuatan dan 70 batang rotan ukuran 4 meter.

Selain itu, kerumitan dalam proses memberi motif pada tikar adalah tantangan sendiri bagi Bardin di usianya yang sudah senja. Dia lantas mengambil contoh tikar yang sudah jadi untuk membantunya menjelaskan. "Lihat nih, ada motifnya, ada warnanya. Ini sulit," ujarnya.

Anak perempuan Bardin yang sedang membantunya, Ita, 30 tahun, mengatakan untuk pewarnaan, tikar harus direndam dengan daun kayu selama beberapa saat. Dan untuk membuat motif kail, yang sering dibuat ayahnya, memiliki tingkat kesulitannya sendiri.

Seakan mengiyakan perkataan anaknya, Bardin menunjuk motif kail di tikar tersebut dan mengatakan memang sulit membuat motif kail seperti itu. "Karena itu, kan, harus menyambung dengan yang di bawahnya," ucap Bardin.

Karena tingkat kerumitannya itu, Bardin membanderol tikar bermotif dengan harga dua kali lipat dari harga tikar tanpa motif. "Ya, saya jual yang motif itu seharga Rp 2 juta biasanya," ucap Bardin.

Kini di usianya yang senja, Bardin mengaku sudah menurunkan keahlian menganyam tikar kepada empat anaknya. Ia mengaku anak-anaknya secara bergantian sering membantunya mengerjakan tikar pesanan para konsumen. "Utamanya sih saya ngajar ke anak laki-laki," ujarnya.

DIKO OKTARA




Berita terkait

Menyentuh 3,45 Meter, Banjir di Kalimantan Tengah Berangsur Surut

50 hari lalu

Menyentuh 3,45 Meter, Banjir di Kalimantan Tengah Berangsur Surut

Banjir di Kabupaten Barito Selatan mencapai 3,45 meter. Pemerintah Kota Palangkaraya mulai memberi bantuan kepada warga korban banjir.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Unik Palangka Raya: Sempat Jadi Kandidat Ibu Kota Negara

23 Oktober 2022

Fakta-fakta Unik Palangka Raya: Sempat Jadi Kandidat Ibu Kota Negara

Kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah menyimpan sejumlah fakta-fakta unik.

Baca Selengkapnya

Kerajinan Bahan Keras dan 4 Teknik Pembuatan yang Sering Digunakan

28 Februari 2022

Kerajinan Bahan Keras dan 4 Teknik Pembuatan yang Sering Digunakan

Kerajinan bahan keras bisa menjadi salah satu bisnis yang cukup menjanjikan dan menawarkan keuntungan yang menggiurkan.

Baca Selengkapnya

Petani Simeulue Bicara Jernang: Harga Buah Tinggi, Bebas Hama Babi

11 Februari 2022

Petani Simeulue Bicara Jernang: Harga Buah Tinggi, Bebas Hama Babi

Kalangan petani di Kabupaten Simeulue, Aceh, mulai membudidayakan tanaman jernang.

Baca Selengkapnya

Citilink Buka Rute Baru ke Palu, Ambon, dan Palangkaraya, Simak Jadwalnya

2 September 2021

Citilink Buka Rute Baru ke Palu, Ambon, dan Palangkaraya, Simak Jadwalnya

Maskapai penerbangan Citilink Indonesia membuka rute anyar ke tiga kota sekaligus, yakni Palu, Ambon, dan Palangkaraya, mulai Rabu, 2 September 2021.

Baca Selengkapnya

Helikopter Besi Bekas dari Jambi, Pembuatnya Lulusan SD

8 Juli 2021

Helikopter Besi Bekas dari Jambi, Pembuatnya Lulusan SD

Sebelum memanfaatkan besi bekas, dia membuat helikopter dari rotan dan mesin gergaji. Katanya bisa digunakan sampai beberapa tahun.

Baca Selengkapnya

Dilema Harga Rotan Naik dan Pesanan Keranjang Parsel Meningkat 15 Persen

28 April 2021

Dilema Harga Rotan Naik dan Pesanan Keranjang Parsel Meningkat 15 Persen

Sejumlah perajin rotan di Kota Pekanbaru menyatakan permintaan keranjang parsel untuk Idul Fitri 1442 Hijriah meningkat

Baca Selengkapnya

Harga Cabai Rawit di Palangkaraya Melambung Rp 130 Ribu per Kg

1 Maret 2021

Harga Cabai Rawit di Palangkaraya Melambung Rp 130 Ribu per Kg

Harga cabai rawit di Palangkaraya terus mengalami kenaikan, kini mencapai Rp 130 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Palangkaraya PSBB, Pasutri Ini Nekat Bawa 500 Gram Sabu

28 Mei 2020

Palangkaraya PSBB, Pasutri Ini Nekat Bawa 500 Gram Sabu

Polisi menangkap pasangan suami istri yang ditengarai membawa 500 gram narkoba jenis sabu di Kota Palangkaraya.

Baca Selengkapnya

PSBB Palangkaraya Habiskan Anggaran Rp 14 Miliar

23 Mei 2020

PSBB Palangkaraya Habiskan Anggaran Rp 14 Miliar

Pemerintah Kota Palangkaraya menghabiskan anggaran Rp 14 miliar untuk pelaksanaan PSBB sejak Senin sampai saat ini.

Baca Selengkapnya