Tentang Tuhan Maha Tahu Versi KSAD Jenderal Mulyono
Editor
Elik Susanto
Rabu, 10 Agustus 2016 18:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan sinergi aparat negara dan media massa diperlukan untuk menghadapi terorisme, potensi gerakan separatis, hingga bahaya narkoba. "Anggapan selama ini TNI saja yang berjuang. Padahal media massa juga berjuang. Jadi kita mesti sama-sama," ujar Mulyono dalam acara silaturahmi dengan pemimpin media massa di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2016.
Menurut Mulyono, media massa memiliki peran krusial dalam pembangunan. "Sangat relevan dengan ungkapan siapa menguasai media akan menguasai dunia. Dari ungkapan inilah saya terinspirasi dengan kata-kata Tuhan Maha Tahu, tapi dunia harus diberi tahu," papar Mulyono.
Maksudnya, Mulyono menjelaskan, tugas yang dikerjakan anggota TNI dilaksanakan dengan tulus sebagai pengabdian kepada negara. Namun, kerja tulus ikhlas ini tidak banyak diketahui publik. Dalam berbagai pemberitaan media massa, tak sedikit kabar buruk justru yang sering muncul.
Bagi Mulyono, keyakinan Tuhan Maha Tahu tetap ditanamkan kepada jiwa setiap orang.
Sedangkan pekerjaan baik, perlu disampaikan supaya masyarakat mengetahuinya. "Di zaman ini, siapa yang menguasai media, akan menguasai dunia. Karena itu berita baik perlu disampaikan dengan baik melalui media massa. Komunikasi jelek antara aparat dan media massa bisa berakibat diinformasi," kata Mulyono.
Mulyono mencontohkan, saat dia memimpin Komando Resor Militer di Padang, Sumatera Barat, pada 2009. "Ketika itu terjadi gempa. Selama dua minggu saya harus mengkoordinir evakuasi korban dan pemulihan keadaan. Kami sudah jungkir balik, tapi beritanya di media massa jelek-jelek. Ini karena tidak ada komunikasi media massa," tuturnya.
Itulah sebabnya, kata Mulyono, kerja baik pasti diketahui Tuhan. Namun, supaya semakin baik perlu ada ikhtiar menyampaikan kepada publik secara benar. Sehingga TNI sangat perlu menjalin komunikasi dengan media massa secara terbuka.
"TNI bisa memperkenalkan kebijakan prioritas yang diambil, bagaimana kesejahteraan prajurit, bagaimana kualitas pendidikan di TNI, hingga perkembangan pembangunan pasukan di pos-pos perbatasan."
Acara tatap muka tersebut dihadiri seluruh Panglima Komando Utama TNI, yaitu para Panglima Komando Daerah Militer se-Indonesia. Ada pula peluncuran buku berjudul Pengabdian Prajurit Kartika yang berisi dokumentasi kegiatan anggota TNI, yang belum terekspos ke masyarakat.
YOHANES PASKALIS | ELIK S.