Menteri Siti: Pramuka Jadi Motor Penggerak Gaya Hidup Hijau
Editor
Untung Widyanto koran
Rabu, 10 Agustus 2016 09:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya melihat bahwa Gerakan Pramuka dapat menjadi motor penggerak perubahan sistem hidup atau gaya hidup untuk lingkungan yang lestari. Pernyataan itu disampaikan pada saat pelantikan kepengurusan Majelis Pembimbing dan Pimpinan Satuan Karya (Saka) Wanabakti dan Kalpataru di Jakarta pada 9 Agustus 2016.
Menurut Siti, keberadaan Majelis Pembimbing Saka Kalpataru dan Wanabakti merupakan hal yang sangat penting untuk bisa menjawab tantangan menjadikan Gerakan Pramuka sebagai motor gerakan perubahan gaya hidup hijau atau ramah lingkungan di kalangan generasi muda.
"Ketika kita bicara lingkungan dan alam maka kita berada pada persoalan kehidupan sehari hari," ujar Siti yang mendampingi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault melantik kepengurusan Mejelis Pembimbing Saka Kalpataru dan Wanabakti.
Indonesia, katanya, memiliki problem deforestasi dan lahan kritis, kerusakan lingkungan yaitu pencemaran badan air, pencemaran tanah, pencemaran udara, persoalan sampah, dan sampah plastik. Lalu masalah pengendalian perubahan iklim, serta persoalan penyadartahuan tentang kesadaran hukum untuk menjaga lingkungan.
Siti Nurbaya menjelaskan semuanya merupakan persoalan yang sudah dibahas di Kementerian dan diyakini bahwa hal ini membutuhkan gerakan secara nasional. "Oleh karena itu, mulai saat ini kita akan bersama sama melakukan perbaikan dalam gerakan nasional bersama Gerakan Pramuka. Dengan gerakan bersama Pramuka ini kita akan bergerak lebih cepat lagi menuju perubahan itu,” ujarnya.
Menteri Siti Nurbaya juga menyampaikan bahwa sebagai civil society modern, organisasi Gerakan memiliki sumber daya besar dengan anggotanya yang 22 juta orang. "Ini akan dapat memberikan pengaruh yang besar pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Adhyaksa Dault menyatakan bahwa Gerakan Pramuka ini sangat erat hubungannya dengan tugas pokok Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. "Artinya hutan dan lingkungan hidup ibarat menjadi 'ore bussines' atau kegiatan utama kita seperti yang digagas Lord Boden Powel," katanya.
Menurutnya, kita diajak untuk survive, hidup di lingkungan hidup yang baik dan di hutan yang lestari. Oleh karena itu, ujarnya, saya ingin menyatakan bahwa kerja sama ini sangat dalam artinya bagi kita.
"Sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saya akan mempertahankan sampai kapan pun juga 210 hektare tanah Buperta di Cibubur yang merupakan satu-satunya dan bahkan terbesar di Asia Tenggara bahkan di Asia pasifik," katanya.
Adhyaksa meminta bantuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena aset itu akan sangat menunjang Gerakan Pramuka yang berintikan pendidikan alam bebas dan pembentukan karakter sesuai Dasa Darma Pramuka.
Dalam acara itu, Hadi Daryanto diangkat sebagai Ketua Majelis Pembimbing Saka Wanabakti dan Kalpataru. Sementara Bambang Hendroyono sebagai Ketua Majelis Pimpinan Saka Wanabakti dan Kalpataru. Keduanya adalah pejabat eselon satu di Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Saka Wanabakti adalah wadah bagi pramuka penegak dan pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Di dalamnya ada kelompok kegiatan atau krida, yakni tata wana, reksa wana, bina wana dan guna wana.
Sementara Saka Kalpataru adalah wadah bagi penegak dan pandega untuk menanamkan kepedulian dan rasa tanggungjawab dalam mengelola, menjaga, dan mempertahankan dan melestarikan lingkungan untuk keberlanjutan generasi sekarang dan mendatang.
Satuan karya Kalpartaru meliputi tiga kelompok kegiatan atau krida yaitu: 3R (reduce, reuse, recycle), perubahan iklim, dan konservasi keanekaragaman hayati.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkewajiban memberi fasilitas bagi aktivitas anggota Saka Wanabakti dan Kalpataru. Termasuk ikut mendidik pamong (pembina) satuan karya, bersama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pramuka.
Salah satu aktivitas kedua satuan karya ini adalah mengelola kegiatan Global Development Village (GDV) di Jambore Nasional Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur pada 14-21 Agustus 2016.
Jambore Nasional akan diikuti 20.000 pramuka penggalang (usia 11-15 tahun), perwakilan dari seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Selain itu juga anggota pramuka dari KBRI di Singapura, Kuala Lumpur dan perwakilan pramuka dari beberapa negara tetangga.
UNTUNG WIDYANTO