Alasan 1,4 Juta Ekstasi Freddy Tak Disita Saat di Cina

Reporter

Editor

Mustafa moses

Selasa, 9 Agustus 2016 07:56 WIB

Terpidana mati Freddy Budiman (kanan) saat gelar perkara pabrik narkoba di Ruko Taman Palem, Jakarta Barat, 14 April 2015. Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menggelar rilis terkait kasus terbongkarnya sindikat narkoba yang diatur oleh gembong narkoba Freddy Budiman dari dalam lapas. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Deputi Penindakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Benny Mamoto akhirnya angkat bicara terkait dengan tudingan mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS TNI) Soleman B. Ponto soal penangkapan dan penggerebekan 1,4 juta ekstasi milik Freddy Budiman pada 2012.

Soleman heran, jika informasi pengiriman ekstasi itu berasal dari polisi Cina, kenapa tidak disita oleh polisi Cina? "BNN yang menggeledah. Maka di sini saya menduga ada kepentingan BNN, kenapa barang ini (kontainer berisi ekstasi) bisa keluar (dari pelabuhan)?" katanya kemarin, Senin, 8 Agustus 2016.

Baca: Mantan Kepala BAIS: Pengakuan Freddy Budiman Bisa Dibenarkan

Benny Mamoto membenarkan penangkapan 1,4 juta ekstasi milik Freddy itu berasal dari Cina. Informasi rahasia ini kemudian dibahas lima negara, termasuk United Nation Office on Drugs and Crime, gabungan polisi narkoba dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Negara-negara lain bersepakat akan memburu jaringan narkoba di balik pemilik kontainer itu, termasuk Cina. Maka kepolisian Cina membiarkan kontainer tersebut meluncur ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. "Kalau ditangkap di sana (Cina) kan buntu. Tidak ketahuan siapa yang order," ucap Benny kemarin, 8 Agustus.

Setelah tiba di pelabuhan, Benny memerintahkan anggotanya untuk menyusup ke kontainer berkode TGHU yang diangkut kapal YM Instruction Voyage 93. Tujuannya untuk memastikan bahwa kontainer tersebut memuat narkotik.

Saat penggerebekan, Soleman juga ikut memerintahkan TNI memeriksa kontainer. Namun perintah itu dihalangi Benny. Ia mengaku sengaja tak memberi izin TNI membongkar kontainer tersebut karena kepentingan penyelidikan. "Saat itu BNN belum mengetahui siapa pemesan 1,4 juta butir ekstasi tersebut," ujar purnawirawan inspektur jenderal ini.

Baca: Kasus Freddy, Bos Nusakambangan Pernah Ditawari Rp 10 Miliar

Soleman juga heran BNN sangat detail mengetahui isi kontainer yang memuat ekstasi itu. Menurut Benny, BNN memiliki kewenangan khusus yang menjadi senjata rahasianya, sesuai Pasal 75 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. "BNN memiliki kewenangan khusus untuk melakukan control delivery dan undercover buy," tuturnya.

Temuan itu kemudian mulai bererot. "Pertama kami tangkap sopirnya, lalu nyambung-nyambung sampailah ke Freddy Budiman, nyambung ke Chandra Halim alias Akiong," kata Benny. Dari sini, Benny baru bisa menangkap orang yang memesan, yakni Freddy. "Makanya Freddy ditangkap belakangan, setelah penangkapan anak buahnya."

Benny menjelaskan, Freddy dan Akiong mendapatkan narkoba itu dari bandar asal Cina bernama Wang Chang Su. Informasi itu didapat dari kepolisian di Cina melalui sebuah forum internasional. Antar-negara berbagi informasi untuk mengungkap jaringan narkoba hingga akarnya.

AVIT HIDAYAT | ARKHELAUS

Berita terkait

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

16 jam lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

1 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

2 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

4 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

5 hari lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Selebritas Berkali-kali Kejeblos Kasus Narkoba, Terakhir Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya

5 hari lalu

Selebritas Berkali-kali Kejeblos Kasus Narkoba, Terakhir Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya

Polisi tangkap selebritas Rio Reifan kelima kalinya dalam kasus narkoba. Berikut beberapa artis lain yang berkali-kali terjerat barang haram itu.

Baca Selengkapnya

Rapper Sik-K Serahkan Diri ke Polisi karena Konsumsi Narkoba Januari Lalu

5 hari lalu

Rapper Sik-K Serahkan Diri ke Polisi karena Konsumsi Narkoba Januari Lalu

Baru terungkap, rapper Korea Selatan berusia 30 tahun yang menyerahkan diri ke kantor polisi pada Januari lalu adalah Sik-K.

Baca Selengkapnya