Rais Syuriah PBNU Mas Subadar Wafat, Ribuan Orang Melayat

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 31 Juli 2016 10:48 WIB

KH Mas Muhammad Subadar. Dok. TEMPO/Hariyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Mas Subadar, yang juga pengasuh Pesantren Roudlotul Ulum, Besuk, Pasuruan, Jawa Timur, wafat dalam usia ke-74 di rumahnya, Sabtu malam, 30 Juli 2016, pukul 19.43, setelah sakit pada bagian perut dalam beberapa hari.

"Beliau sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Darmo, Surabaya, dari 13 Juli 2016, lalu beliau minta pulang karena gangguan perutnya tidak membaik," kata Ketua Pengurus Cabang NU Kabupaten Pasuruan Imron Mutamakkin kepada kantor berita Antara melalui telepon dari Surabaya, Minggu, 31 Juli.

Menurut Imron Mutamakkin, yang juga akrab disapa Gus Ipong, almarhum hingga wafat tercatat sebagai mustasyar atau penasihat PCNU Kabupaten Pasuruan. Bahkan almarhum, kata Gus Ipong, merupakan anggota AHWA PCNU Pasuruan yang memilih ketua dalam konferensi pada 24 April 2016.

"Beliau memang kader NU tulen karena memulai aktivitas berorganisasi dari IPNU (Ikatan Pelajar NU) Pasuruan pada 1967, lalu ke PCNU Pasuruan dan akhirnya ke Pengurus Wilayah NU Jawa Timur. Kini dia menjadi salah seorang Rais Syuriah PBNU. Karena itu, almarhum paham betul cara-cara berorganisasi," ujar Gus Ipong.

Pemimpin NU Kabupaten Pasuruan yang masih keponakan almarhum itu menjelaskan, warisan penting dari almarhum adalah pertimbangan syar'i (agama) harus menjadi rujukan utama dalam berorganisasi. "Almarhum tidak mempersoalkan perbedaan pendapat dalam berorganisasi, bahkan saya juga beberapa kali berbeda pendapat dengan beliau dalam rapat sampai rekan-rekan pengurus mengingatkan saya, tapi beliau justru mengajarkan hal penting dalam berdemokrasi," tuturnya.

Bagi almarhum, perbedaan dalam strategis adalah hal biasa, tapi setiap masalah harus dicarikan rujukan agamanya. "Kalau memang tidak ada dalam agama, maka hal itu bukan menjadi ukuran. Jadi ukuran utama adalah agama, baru kalau tidak ada, kembali kepada strategi organisasi," ucapnya.

Dalam pandangan almarhum, menurut Gus Ipong, rujukan agama itu penting untuk membedakan NU dengan organisasi lain serta menunjukkan pandangan agama ala NU atau Ahlussunnah wal Jamaah. Sebab, NU merupakan organisasi kepesantrenan, meski pengelolaan organisasi secara modern tetap perlu.

Rencananya, almarhum yang meninggalkan seorang istri serta tujuh putra dan putri itu dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Sladi, yang berjarak tidak sampai 1 kilometer dari pesantren, pada Minggu pukul 13.00. Informasinya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan wakilnya, Saifullah Yusuf, akan melayat.

Gus Ipong menambahkan, Gubernur Soekarwo juga sempat membesuk almarhum saat dirawat di RS Darmo. Hingga kini, ribuan pelayat sudah berdatangan ke rumah duka di kompleks pesantren, baik pejabat setempat maupun para ulama dari berbagai daerah di Jawa Timur, termasuk pengurus Nahdlatul Ulama.

ANTARANEWS.COM

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

3 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

3 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

7 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

9 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

11 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

25 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

45 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

5 Maret 2024

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

5 Maret 2024

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

5 Maret 2024

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya