Potensi Pelanggaran Pilkada 2017 Dinilai akan Meningkat

Reporter

Kamis, 28 Juli 2016 23:00 WIB

Seorang pemilih Pilkada Gubernur Jateng memasukkan surat suara seusai mencoblos di TPS 85 di Nayu, Solo (26/5). Tempo/Ukky Primartantyo

TEMPO.CO, Semarang - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memprediksi, modus dan potensi pelanggaran dalam pilkada serentak 2017 di Jawa Tengah, akan meningkat.


Juru Bicara DKPP, Nur Hidayat Sardini, mengakui modus pelanggaran pilkada 2015 dan 2017 hampir sama, memiliki kondisi yang sama. “Tapi, dalam bagian tertentu pelanggaan kode etik akan lebih tinggi frekuensi dan intensitasnya. Karena pilkada 2017 ada kerumitan-kerumitan yang bersumber dari UU Nomor 10 tahun 2016 tentang pilkada,” kata dia, dalam seminar jurnal modus-modus pelaggaran dan netarlitas aparat sipil negara, di FISIP Universitas Diponegoro Semarang, Kamis (28/7).


Bekas Ketua Bawaslu RI ini mencontohkan, adanya kerumitan dalam pilkada 2017 seperti dalam verifikasi calon perseorangan, perbedaan profile kinerja antara KPU dan pemerintah daerah terkait pengelolaan daftar pemilih, hingga kerumitan teknik verifikasi faktual syarat dukungan.


Dosen FISIP Undip ini memprediksi, pelanggaran kode etik pilkada 2017 terutama dalam tahap pencalonan, dalam verifikasi. Adapun modusnya bakal didominasi pelanggaran netralitas, imparsialitas, kemandirian penyelenggara.


Nur Hidayat membeberkan, selama pilkada 2015 lalu, DKPP menerima pengaduan 493 kasus. Setelah diverifikasi administrasi dan material, DKPP melakukan sidang 251 kasus.


Advertising
Advertising

Putusannya 509 (63,07 persen) penyelenggara direhabilitasi. Dan 223 (27,69 persen), orang dikenai sanksi peringatan/teguran tertulis, serta 4 (0,50 persen) orang kena sanksi pemberhentian. Sementara, 60 (7,43 persen) orang dikenakan sanksi pemberhentian tetap atau dipecat, dan 11 (1,36 persen) orang dinyatakan ketetapan. “Total penyelenggaran pemilu yang diadukan dan diproses DKPP sebanyak 807 orang,” kata Nur Hidayat.


Nur Hidayat menyatakan, ada 14 jenis modus pelanggaran dalam pilkada yang bisa dilakukan penyelenggara pilkada. Di antaranya: manipulasi suara, penyuapan, perlakuan tidak adil dan setara, pelanggaran hak pilih, kerahasiaan suara dan tugas, penyalahgunaan jabatan/wewenang, benturan kepentingan, modus kelalain kerja, intimidasi dan kekerasan. “Dalam pilkada 2015, pelanggaran paling besar, pelanggaran netralitas, imparsialitas dan kemandirian. DKPP memproses dan memutus bersalah 261 orang penyelenggara pemilu,” kata Nur.


Anggota Panwaslu Pati, Ahmadi, menyatakan potensi pelanggaran pilkada sangat tinggi. “Yang paling banyak, politik uang,” kata Ahmadi.


Dosen FISIP Undip, Fitriyah, menyatakan politik uang tidak bisa terelakan. “Banyak modusnya, dari uang tunai hingga bantuan barang,” kata dia, dalam forum itu. Meski politik demikian, Fitriyah mempertanyakan tidak adanya penegakan hukum. Misalnya, politik uang dilarang tapi tidak ada tindakan yang tegas. ROFIUDDIN

Berita terkait

PDIP Sebut Bambang Pacul Tak Berkenan Maju Pilgub Jawa Tengah 2024

18 hari lalu

PDIP Sebut Bambang Pacul Tak Berkenan Maju Pilgub Jawa Tengah 2024

Djarot Saiful Hidayat mengatakan Ketua Bappilu PDIP Bambang Pacul tidak berkenan untuk ikut kontestasi pemilihan gubernur atau Pilgub Jawa Tengah 2024.

Baca Selengkapnya

PKB Bakal Ajukan Gus Yusuf di Pilkada Jawa Tengah 2024

23 hari lalu

PKB Bakal Ajukan Gus Yusuf di Pilkada Jawa Tengah 2024

PKB bakal usung Gus Yusuf bakal dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut Golkar Masih Cari Kandidat untuk Pilkada Jawa Tengah 2024

26 hari lalu

Airlangga Sebut Golkar Masih Cari Kandidat untuk Pilkada Jawa Tengah 2024

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan nama-nama calon kandidat yang maju Pilkada Jawa Tengah masih terbuka.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Pilkada Jawa Tengah, Bambang Pacul Tunggu Arahan Megawati

36 hari lalu

Masuk Bursa Pilkada Jawa Tengah, Bambang Pacul Tunggu Arahan Megawati

Bambang Pacul mengaku belum ada arahan dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai cagub Jateng.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Rakerda PDIP di Semarang Bahas Pilkada Jawa Tengah

5 Oktober 2023

Gibran Ungkap Rakerda PDIP di Semarang Bahas Pilkada Jawa Tengah

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan ada pembahasan Pilkada Jawa Tengah dalam Rapar Kerja Daerah di Sematang

Baca Selengkapnya

Gibran Mengaku Kaget atas Hasil Survei Popularitasnya Tertinggi di Pilgub Jateng

23 Juni 2023

Gibran Mengaku Kaget atas Hasil Survei Popularitasnya Tertinggi di Pilgub Jateng

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming kaget mendengar hasil survei opini PPI yang menempatkan dirinya dengan popularitas tertinggi di Pilgub Jateng

Baca Selengkapnya

Wacana Gibran Maju Pilgub Jateng, FX Rudy: Selama Ketum Dukung, Saya Hukumnya Wajib Menangkan

23 Juni 2023

Wacana Gibran Maju Pilgub Jateng, FX Rudy: Selama Ketum Dukung, Saya Hukumnya Wajib Menangkan

F.X. Hadi Rudyatmo siap mendukung Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Survei PPI, Elektabilitas Gibran Rakabuming Raka Tertinggi di Pilkada Jateng

22 Juni 2023

Survei PPI, Elektabilitas Gibran Rakabuming Raka Tertinggi di Pilkada Jateng

Menurut survei PPI, dalam konstelasi Pilkada Jateng, duet Gibran dan Bupati Kendal Dico Ganinduto sangat ideal.

Baca Selengkapnya

Bertemu Megawati di Semarang, Gibran Akui Dapat Pesan dan Arahan

31 Januari 2023

Bertemu Megawati di Semarang, Gibran Akui Dapat Pesan dan Arahan

Gibran Rakabuming Raka mengaku mendapatkan banyak pesan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, saat bertemu di Semarang

Baca Selengkapnya

Soal Banyaknya Dukungan ke Gibran Maju Pilgub DKI Jakarta, Golkar Solo: Apa Boleh Buat

29 Januari 2023

Soal Banyaknya Dukungan ke Gibran Maju Pilgub DKI Jakarta, Golkar Solo: Apa Boleh Buat

Terhadap dukungan kepada Gibran untuk maju ke DK Jakarta, Bandung pun memberikan tanggapan.

Baca Selengkapnya