Menteri Muhadjir dan Makanan Favoritnya: Garang Asam
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Kamis, 28 Juli 2016 16:42 WIB
TEMPO.CO, Madiun - Muhajir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru dilantik Presiden Joko Widodo menggantikan Anies Baswedan, Rabu, 27 Juli, 2016 dikenal sebagai figur yang sederhana. "Pak Lik (om) itu orangnya low profile, tidak banyak bicara dan selalu menjaga silaturahmi dengan keluarga," kata Dyah Komsiyana, keponakan Muhajir saat ditemui di kediamannya yang masuk Dusun Mojorejo, Desa Klitik, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis, 28 Juli 2016.
Di tengah kesibukannya di dunia pendidikan selama ini, Dyah menuturkan, Muhajir tetap sering pulang ke rumah orang tuanya di Madiun. Dalam setahun mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini datang ke kediaman almarhum orang tuanya yakni Soeroja - Sri Soebita rata-rata dua hingga tiga kali.
Rumah masa kecil Muhajir berada di samping kediaman yang ditempati Dyah, anak Aswahar, kakak kandung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru ini. Selama singgah di griya peninggalan orang tuanya, Muhajir menyempatkan diri berkumpul dengan keluarga dan tetangga di Madiun.
Saat berkumpul, anak keenam dari sembilan saudara ini sering meminta masakan yang diolah Komsiya, kakak iparnya atau ibu dari Dyah Komsiyana. "Pak Lik paling suka makan ayam kampung panggang dan garang asam. Masakan lain juga suka asal tidak pedas," ujar Dyah kepada Tempo.
Baca juga:
Kisah Muhadjir Gagal Jadi Guru Malah Jadi Menteri Pendidikan
Wali Kota Myanmar 'Berguru' kepada Risma Soal Menata Kampung
Kata Sahabat Soal Profil Menteri ESDM Archandra Tahar
Selain berkumpul dengan keluarga, Muhajir yang merupakan suami dari Suryan Widati ini sering menemui beberapa tetangga. Pria yang memiliki tiga anak ini dikenal dermawan dan sering membagikan rezeki kepada sejumlah warga di sekitar rumahnya masa kecil.
Agus Ruliyanto, suami Dyah Komsiyana, mengatakan bahwa om-nya juga sering istirahat di beberapa tempat ketika berada di kampung halaman. "Beliau suka leyeh-leyeh dengan tiduran di kursi ruang tamu ini. Kadang juga di masjid," Agus menuturkan. Masjid yang dimaksud berada di depan rumah masa kecil Muhajir.
Saat Muhajir sedang nyantai, Agus melanjutkan, sering membaca buku, mainan ponsel, mengobrol dengan keluarga atau temannya masa kecil. Aktivitas selama berada di kampung halaman itu dilakukan Muhajir beberapa hari. Setiap kali datang bisa menghabiskan waktu sekitar dua sampai empat hari. "Beliau sering pulang. Kalau pas ada tugas dan lewat Madiun biasanya mampir," ucap Agus.
NOFIKA DIAN NUGROHO