Agustus, Mutiara Bunda Gelar Tes Medis Korban Vaksin Palsu

Reporter

Selasa, 19 Juli 2016 10:38 WIB

Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten hadir dalam acara mediasi bersama orang tua pasien terkait kasus vaksin palsu di RSIA Mutiara Bunda, Ciledug, Tangerang, 18 Juli 2016. Tempo/Idke Dibramanty

TEMPO.CO, Tangerang - Lebih dari seratus orangtua yang pernah memvaksinasi anak-anak mereka melalui jasa dokter spesialis anak, dr. Toniman Koeswadjaja sejak pagi hingga sore menunggu kedatangan dokter itu di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Mutiara Bunda, Senin 18 Juli 2016. Namun dr Toniman, yang juga direktur utama rumah sakit di jalan H. Mencong Ciledug Kota Tangerang itu, tak juga datang.


Para orang tua itu mendesak dokter yang sudah berpraktik 10 tahun terakhir tersebut bertanggungjawab atas kemungkinan terpapar vaksin palsu.

Rumah Sakit Mutiara Bunda hanya mewakilkan seseorang yang ditunjuk bernama Taufik Nugraha menghadapi ratusan orangtua pasien yang larut dalam emosi dan kekesalan.

Atas desakan orangtua, RSIA Mutiara Bunda akhirnya memutuskan menggelar medical check up (pemeriksaan kesehatan menyeluruh) pada awal Agustus 2016. "Kami sepakat awal Agustus untuk menggelar MCU dan dua minggu ini untuk mendata mana pasien yang terpapar vaksin palsu atau tidak," kata Taufik.

Salah satu orangtua pasien bernama Yuli meminta tidak hanya pasien yang telah divaksinasi DPT saja yang di MCU, dia menceritakan dua anaknya usia 3,5 tahun dan 8 bulan sudah menjalani vaksinasi dasar lengkap yang dilakukan dr Toniman termasuk DPT dan BCG.

"Anak saya batuk tiga bulan tidak sembuh-sembuh oleh dr Toniman selalu diberikan antibiotik, sudah diuap juga tapi batuknya tak kunjung reda. Rontgen di rumah sakit lain ternyata ada flek pada paru-paru dan batuknya mulai sembuh. Bagaimana nasib anak saya kalau saya ikuti terus saran dokter ini. Saya khawatir jangan-jangan vaksin lain yang digunakan selama ini palsu," kata Yuli di hadapan ratusan keluarga pasien.

Adapun Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Muhamad Yanuar yang menghadiri pertemuan itu menyatakan agar korban terpapar vaksin palsu divaksinasi ulang. "Pelaksanaan vaksin ulang di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat," kata Yanuar. Hal ini dilakukan agar vaksin terjamin asli.

Kepala BPOM Banten Muhamad Kashuri menyatakan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, diketahui vaksin DPT yang digunakan RSIA Mutiara Bunda itu palsu.

Temuan pun telah disampaikan kepada pihak terkait mulai dari Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter (IDI) dan instansi terkait lainnya. "Kami sudah sampaikan hasilnya kepada Dinas Kesehatan,"kata Kashuri.

Dalam wawancara dengan Tempo, Toniman mengakui telah membeli vaksin Tripacea yang belakangan diketahui palsu. Dia membeli 130 vial dengan harga per kemasan Rp 200 ribu. Dalam faktur pembelian pada 23 Juni 2016 itu Toniman telah membelanjakan uangnya Rp 26 juta.

Pembelian vaksin melakui sales perorangan itu dilakukan Toniman dengan alasan kekosongan vaksin DPT tanpa efek panas sejak awal tahun 2016.

"Saya tidak tahu kalau palsu, kemasan sama kok dengan yang dulu (pabrikan), yang palsu belum saya gunakan sudah ditarik BPOM. Sejak 10 tahun saya praktek belum satu pasien mengeluh sakit polio atau difteri, aman saja," kata Toniman kepada Tempo di aula RSIA Mutiara Bunda pada Jumat, 15 Juli 2916 lalu.

AYU CIPTA

Berita terkait

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

30 Januari 2018

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

Pemain film Zaskia Adya Mecca mengaku anak ketiganya juga menjadi korban vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

12 Desember 2017

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

Desember 2016 hingga November 2017, BPOM menemukan 39 obat tradisional dengan bahan kimia obat. Versi BPOM, 28 dari 39 produk tidak memiliki izin edar

Baca Selengkapnya

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

16 November 2017

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

Pengadilan juga merampas harta senilai Rp 1,2 miliar milik kedua produsen vaksin palsu, berupa rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

25 Oktober 2017

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

Jaksa meyakini aset tanah dan bangunan milik kedua terdakwa dihasilkan dari bisnis vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

18 Oktober 2017

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

Suami-istri produsen vaksin palsu, Hidayat dan Rita, dituntut penjara enam tahun dan diminta mengembalikan aset bernilai miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

18 Oktober 2017

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

Penggugat kecewa sidang perdana kasus vaksin palsu ditunda tiga pekan lamanya.

Baca Selengkapnya

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

18 Oktober 2017

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

Setahun berlalu, sidang perdana kasus vaksin palsu dengan sederet tergugat digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

21 Agustus 2017

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

Suami-istri terpidana kasus vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, menjalani sidang kasus dugaan TPPU.

Baca Selengkapnya

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

25 April 2017

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

Pada Juli 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa vaksin pertama untuk mencegah demam berdarah tersedia untuk masyarakat di seluruh dunia yang berusia 9 sampai 60 tahun. Ini berita baik bagi Indonesia, tempat demam berdarah mempengaruhi lebih dari 120 ribu orang dengan beban biaya US$ 323 juta (sekitar Rp 4,3 triliun) setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

7 April 2017

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

Tetangga di sekitar rumah itu kerap mencium aroma pewangi pel lantai.

Baca Selengkapnya