Asosiasi Anggap RS Pemberi Vaksin Palsu Jadi Korban  

Reporter

Jumat, 15 Juli 2016 04:50 WIB

Contoh vaksin palsu yang disita polisi, 23 Juni 2016. TEMPO/Rezki

TEMPO.CO, Bekasi - Sekretaris Jenderal Asosiasi RS Swasta Indonesia (ARSI) Ichsan Hanafi mengatakan pihaknya akan memberikan advokasi kepada rumah sakit swasta anggotanya yang disebut memberikan vaksin palsu kepada pasiennya. "Kami akan bantu dengan memberi advokasi," ucapnya saat dihubungi, Kamis, 14 Juli 2016.

Ichsan berujar, rumah sakit swasta akan didampingi dalam memberi keterangan terkait dengan prosedur penggunaan vaksin di rumah sakitnya. Ichsan menuturkan rumah sakit swasta dalam kasus vaksin palsu ini adalah korban. "Kami ini korban peredaran vaksin palsu," tuturnya.

Menurut Ichsan, pada Jumat, 15 Juli 2016, anggota ARSI akan bertemu untuk membahas tentang rumah sakit swasta yang diduga memberikan vaksin palsu kepada pasiennya. Tindakan selanjutnya, Ichsan dan lembaganya akan menunggu proses hukum berjalan untuk mengetahui apakah manajemen rumah sakit atau perorangan yang melakukan kejahatan dalam kasus ini. "Jangan-jangan perorangan yang melakukannya," kata Ichsan.

Sampai saat ini, Ichsan mengimbau rumah sakit anggotanya membeli vaksin dari distributor resmi. "Suplai di pasar juga harus dijaga, agar tidak kosong," ucap Ichsan. Kekosongan obat dan vaksin bisa menjadi salah satu faktor rumah sakit membeli vaksin dari jalur tidak resmi.

Kamis, 14 Juli 2016, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengumumkan 14 rumah sakit dan delapan bidan yang diduga menggunakan vaksin palsu dalam pelayanannya. Salah satu rumah sakit yang tertera dalam daftar itu adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Bunda di Babelan, Bekasi. Hingga Kamis pukul 22.00 di lobi RSIA Sayang Bunda, masih ada beberapa orang tua yang mendaftarkan anaknya untuk diberi vaksin ulang karena menduga vaksin yang diberi rumah sakit itu palsu.

MITRA TARIGAN




Berita terkait

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

30 Januari 2018

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

Pemain film Zaskia Adya Mecca mengaku anak ketiganya juga menjadi korban vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

12 Desember 2017

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

Desember 2016 hingga November 2017, BPOM menemukan 39 obat tradisional dengan bahan kimia obat. Versi BPOM, 28 dari 39 produk tidak memiliki izin edar

Baca Selengkapnya

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

16 November 2017

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

Pengadilan juga merampas harta senilai Rp 1,2 miliar milik kedua produsen vaksin palsu, berupa rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

25 Oktober 2017

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

Jaksa meyakini aset tanah dan bangunan milik kedua terdakwa dihasilkan dari bisnis vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

18 Oktober 2017

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

Suami-istri produsen vaksin palsu, Hidayat dan Rita, dituntut penjara enam tahun dan diminta mengembalikan aset bernilai miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

18 Oktober 2017

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

Penggugat kecewa sidang perdana kasus vaksin palsu ditunda tiga pekan lamanya.

Baca Selengkapnya

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

18 Oktober 2017

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

Setahun berlalu, sidang perdana kasus vaksin palsu dengan sederet tergugat digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

21 Agustus 2017

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

Suami-istri terpidana kasus vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, menjalani sidang kasus dugaan TPPU.

Baca Selengkapnya

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

25 April 2017

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

Pada Juli 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa vaksin pertama untuk mencegah demam berdarah tersedia untuk masyarakat di seluruh dunia yang berusia 9 sampai 60 tahun. Ini berita baik bagi Indonesia, tempat demam berdarah mempengaruhi lebih dari 120 ribu orang dengan beban biaya US$ 323 juta (sekitar Rp 4,3 triliun) setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

7 April 2017

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

Tetangga di sekitar rumah itu kerap mencium aroma pewangi pel lantai.

Baca Selengkapnya