IDAI: Sulit Mengidentifikasi Dampak Vaksin Palsu  

Reporter

Selasa, 28 Juni 2016 18:20 WIB

Contoh vaksin palsu yang disita polisi, 23 Juni 2016. TEMPO/Rezki

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengatakan tak mudah mengidentifikasi anak balita yang diberi vaksin palsu. Alasannya, tak ada gejala khusus, baik jangka pendek maupun jangka panjang. "Kalau jangka pendek, biasanya sudah ketahuan satu pekan," katanya saat dihubungi, Selasa, 28 Juni 2016. "Bisa bengkak, infeksi, atau demam."

Aman menuturkan gejala demam tak dapat langsung dikategorikan sebagai akibat pemberian vaksin palsu. Sebab, biasanya anak balita juga mengalami demam setelah diberi vaksin asli. "Jadi dampaknya lebih karena ketidaksterilan alat, bukan vaksin palsunya," ujarnya.

Aman menerangkan vaksin palsu tidak membentuk zat imunitas dan antibodi pada tubuh, sehingga anak balita akan sering terserang penyakit. Selain itu, kemungkinan besar tubuh orang yang diberi vaksin palsu tidak mampu menangkal penyakit tertentu, seperti hepatitis A, tuberkulosis, dan campak. "Tapi, ketika dewasa, biasanya sistem imun terbentuk dari lingkungan. Jadi memang tidak begitu kelihatan dampaknya," tuturnya.

Aman menyarankan anak balita diberi vaksin ulang bila diketahui kerap terserang penyakit. "Pemberian vaksin tergantung kebutuhan, tidak bisa semua langsung diberikan secara bersamaan," katanya.

Kasus vaksin palsu berawal dari banyaknya laporan anak balita yang terganggu kesehatannya dalam beberapa hari terakhir. Badan Reserse Kriminal Polri akhirnya menggerebek pabrik vaksin di Bekasi.

Pasangan suami-istri, Taufiqurrahman Hidayat dan Rita Agustin, sebagai produsen vaksin palsu di Bekasi, turut ditahan. Hingga kini, Bareskrim telah menetapkan 16 tersangka kasus vaksin palsu.

DEWI SUCI RAHAYU

Berita terkait

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

30 Januari 2018

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

Pemain film Zaskia Adya Mecca mengaku anak ketiganya juga menjadi korban vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

12 Desember 2017

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

Desember 2016 hingga November 2017, BPOM menemukan 39 obat tradisional dengan bahan kimia obat. Versi BPOM, 28 dari 39 produk tidak memiliki izin edar

Baca Selengkapnya

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

16 November 2017

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

Pengadilan juga merampas harta senilai Rp 1,2 miliar milik kedua produsen vaksin palsu, berupa rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

25 Oktober 2017

Aksi Memelas Suami-Istri Pembuat Vaksin Palsu di Depan Hakim

Jaksa meyakini aset tanah dan bangunan milik kedua terdakwa dihasilkan dari bisnis vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

18 Oktober 2017

Suami-Istri Produsen Vaksin Palsu Dituntut 6 Tahun Penjara

Suami-istri produsen vaksin palsu, Hidayat dan Rita, dituntut penjara enam tahun dan diminta mengembalikan aset bernilai miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

18 Oktober 2017

Kata Penggugat Setelah Sidang kasus Vaksin Palsu Ditunda 3 Pekan

Penggugat kecewa sidang perdana kasus vaksin palsu ditunda tiga pekan lamanya.

Baca Selengkapnya

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

18 Oktober 2017

Sidang Vaksin Palsu dengan Sederet Tergugat Digelar Hari Ini

Setahun berlalu, sidang perdana kasus vaksin palsu dengan sederet tergugat digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

21 Agustus 2017

Sidang TPPU, Pasutri Terpidana Vaksin Palsu Dicecar Soal Rumah  

Suami-istri terpidana kasus vaksin palsu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina, menjalani sidang kasus dugaan TPPU.

Baca Selengkapnya

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

25 April 2017

Cara Baru Pembiayaan Vaksinasi

Pada Juli 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa vaksin pertama untuk mencegah demam berdarah tersedia untuk masyarakat di seluruh dunia yang berusia 9 sampai 60 tahun. Ini berita baik bagi Indonesia, tempat demam berdarah mempengaruhi lebih dari 120 ribu orang dengan beban biaya US$ 323 juta (sekitar Rp 4,3 triliun) setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

7 April 2017

Penghuni Rumah Pembuat Salep Palsu Tak Kenal Tetangga  

Tetangga di sekitar rumah itu kerap mencium aroma pewangi pel lantai.

Baca Selengkapnya