Aher Minta Polisi Usut Vaksin Palsu di Jawa Barat

Reporter

Jumat, 24 Juni 2016 23:01 WIB

Gubernur Ahmad Heryawan memberikan bantuan riset mandiri untuk doktor yang sudah lulus saat penandatanganan MoU program doktor lulusan dari luar negeri dengan bupati/walikota se Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, 20 April 2016. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung -Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus temuan vaksin palsu yang salah diduga juga beredar di wilayahnya. “Kalau sudah terbongkar begini kita serahkan ke polisi, usut, mana saja yang pernah menggunakan, jangan-jangan ada yang kecolongan,” kata dia di Bandung, Jumat, 24 Juni 2016.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengaku belum menerima laporan soal dugaan peredaran vaksin palsu di wilayahnya. Dinas Kesehatan sudah mengambil tindakan yang diperlukan menelusuri dan mencegahnya. “Tanpa perlu instruksi sudah pada paham. Belum ada laporan,” kata dia.

Menurut Aher, pengguna vaksin selama ini kalangan khusus seperti rumah sakit atau petugas pemerintah yang mempunyai pekerjaan berakitan dengan vaksin. Dia meminta dengan temuan kasus vaksi palsu itu agar ekstra hati-hati membelinya. “Kalau hati-hati Insya Allah gak ada yang jebol. Yang namanya beli (vaksin) begitu dari dana pemerintah pasti dari tender, ada mekanismenya, pasti pakai penelitian gak seperti beli gorengan di pinggir jalan,” kata dia.

Aher meminta petugas kesehatan agar mengetatkan lagi proses penyediaan vaksin. Dia meminta agar penyediaan vaksin diambil dari produsen yang sudah jelas, diantaranya Bio Farma.

Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menentang dan tidak menoleransi peredaran vaksin palsu belakangan ini. “Ini membahayakan kesehatan,” katanya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kesehatan, Jumat, 24 Juni 2016.

Ada lima jenis vaksin palsu yang beredar, yaitu Tubercullin, Pediacel, Tripacel, Harfix, dan Biosef. Kasus ini ditemukan di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. "Kami sudah perintahkan jajaran kami untuk mengusut kasus ini,” kata Nila.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan belum mendapatkan laporan dari masyarakat yang terkena dampak dari vaksin palsu. Menurut Nila, cairan infus dampaknya tidak berat, jumlah yang disuntikkan hanya setengah mililiter. Pemerintah pun akan memberikan imunisasi ulang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan peredaran vaksin imunisasi dasar untuk bayi usia satu tahun selama ini hanya ditangani pemerintah. Misalnya vaksin seperti BCG untuk mencegah tuberkulosa, Hepatitis B, polio, difteri, tetanus, dan pertussis, serta campak.

Vaksin tersebut berasal dari Kementerian Kesehatan ke Dinas Kesehatan untuk disebar ke Puskesmas, juga dokter dan klinik yang meminta. Vaksin itu gratis. “Sesuai program, pemerintah daerah tidak boleh membeli vaksin sendiri selain Kementerian,” kata Ahyani, Jumat, 24 Juni 2016.

Selain itu, ujarnya, ada vaksin non-program pemerintah yang peredarannya tidak ditangani Kementerian dan Dinas Kesehatan. Vaksin tersebut dijual beli lewat distributor dengan pengawasan produk oleh Badan Pemeriksa Obat dan Makanan. “Tempat praktik dokter umum, rumah sakit, bisa membeli vaksin itu,” ujar Ahyani.

Kepolisian telah menangkap sedikitnya sepuluh orang pihak produsen dan distributor vaksin palsu. Kabarnya penjualannya telah ke beberapa puskesmas dan klinik swasta. Keuntungan dari vaksin palsu ini adalah harganya lebih murah daripada vaksin asli, dengan kualitas isi dan manfaat yang meragukan bagi pengguna vaksin.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Agung Setya mengatakan, pelaku sudah membuat berbagai jenis vaksin palsu itu sejak 2003. Keuntungan per minggu sekitar Rp 20-25 juta.

AHMAD FIKRI | ANWAR SISWADI

Berita terkait

Penyakit Tropis Terabaikan Masif di Indonesia, Begini Cara Mengatasinya

31 Januari 2024

Penyakit Tropis Terabaikan Masif di Indonesia, Begini Cara Mengatasinya

Bila pemerintah tidak mendukung untuk pencegahan penyakit tropis terabaikan itu, maka mitigasinya akan sedikit sulit untuk direalisasikan.

Baca Selengkapnya

Profil Adrian B. Lapian Sejarawan Maritim, Pernah Ingin Digigit Anjing Rabies

24 Januari 2024

Profil Adrian B. Lapian Sejarawan Maritim, Pernah Ingin Digigit Anjing Rabies

Adrian B. Lapian salah satu sejarawan maritim ternama di Indonesia. Ini perjalanan hidupnya, bahkan untuk bisa ke Jawa ingin digigit anjing rabies.

Baca Selengkapnya

Ini Bahaya Tersembunyi Makan Daging Anjing

18 Januari 2024

Ini Bahaya Tersembunyi Makan Daging Anjing

Makan daging anjing dapat menyebabkan terjangkit beberapa penyakit berbahaya. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dampak Negatif Konsumsi Daging Anjing Bagi Kesehatan

12 Januari 2024

Dampak Negatif Konsumsi Daging Anjing Bagi Kesehatan

Mengonsumsi daging anjing menimbulkan sejumlah risiko kesehatan

Baca Selengkapnya

Cegah Infeksi Rabies, Simak Pertolongan Pertama Jika Digigit Anjing

25 November 2023

Cegah Infeksi Rabies, Simak Pertolongan Pertama Jika Digigit Anjing

Jika terkena gigitan anjing tidak perlu panik meskipun sorotan terhadap penyakit rabies sedang ramai dalam beberapa hari belakangan.

Baca Selengkapnya

3 Penyakit yang Berpotensi Muncul Akibat Gigitan Monyet Liar

24 Oktober 2023

3 Penyakit yang Berpotensi Muncul Akibat Gigitan Monyet Liar

Gigitan monyet liar berisiko menyebabkan sejumlah penyakit. Apa saja?

Baca Selengkapnya

FAO, Kementan, dan BBGP Jawa Barat Kenalkan Bahaya Rabies melalui Kurikulum Merdeka Belajar

18 Oktober 2023

FAO, Kementan, dan BBGP Jawa Barat Kenalkan Bahaya Rabies melalui Kurikulum Merdeka Belajar

Kementan, FAO, BBGP Jawa Barat mengenalkan bahaya rabies dan penyakit zoonosis melalui kurikulum Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Kapan Hewan Peliharaan Harus Mendapat Vaksin Rabies?

29 September 2023

Kapan Hewan Peliharaan Harus Mendapat Vaksin Rabies?

Penyakit rabies sering disebut anjing gila karena sebagian besar kasus diakibatkan gigitan anjing, lalu kapan hewan peliharaan beroleh vaksin rabies?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik dan Tema Hari Rabies Sedunia 2023 yang Ditetapkan WHO

28 September 2023

Kilas Balik dan Tema Hari Rabies Sedunia 2023 yang Ditetapkan WHO

Hari ini 28 September, diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia. Simak kilas balik sejarahnya dan tema yang diusung pada 2023.

Baca Selengkapnya

Jaga Kota Wisata Bebas Rabies, Yogya Gencarkan Vaksinasi Gratis Sepanjang September

31 Agustus 2023

Jaga Kota Wisata Bebas Rabies, Yogya Gencarkan Vaksinasi Gratis Sepanjang September

Suyana mengatakan, meski belum ada temuan rabies di Yogya, dari Januari sampai Juli 2023, pemerintah menemukan 28 laporan kasus gigitan hewan.

Baca Selengkapnya