TEMPO.CO, Lumajang - Gelombang di pantai selatan Lumajang kian ganas, Rabu, 8 Juni 2016. Tingginya mencapai 6-7 meter. Gelombang air laut itu menyebabkan banjir di permukiman penduduk melalui muara. Puluhan warga di Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari, mulai dievakuasi lantaran air laut merendam lebih dari seratus rumah. Air setinggi 30 sentimeter pun menggenang sekitar tempat pelelangan ikan (TPI).
Samsul, tokoh masyarakat Desa Buluhrejo, kepada Tempo, Rabu siang, mengatakan banjir rob kembali mengganas pukul 09.00. Bangunan TPI di Buluhrejo diterjang gelombang pasang hingga merembet ke pemukiman warga setempat melalui muara. "Warga panik," kata Samsul. Mereka menyelamatkan diri dan meninggalkan rumah yang terendam air laut.
Evakuasi sudah mulai dilakukan setelah air laut menggenangi rumah warga setempat. Camat Tempursari, Narto, saat dihubungi Tempo pada Rabu siang masih dalam perjalanan menuju Tempursari seusai menghadiri pelantikan sejumlah kepala satuan perangkat kerja daerah di Pendopo Lumajang. Narto sudah menerima laporan perihal banjir rob yang mengganas itu.
"Informasinya, di Desa Tegalrejo air sudah masuk lapangan," kata Narto. Ia belum bisa memperkirakan berapa orang yang dievakuasi dari Desa Buluhrejo.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Hendro Wahyono, mengatakan sejauh ini ada dua rumah di Desa Tegalrejo yang terendam banjir rob. Ia membenarkan air sudah masuk lapangan desa setempat. BPBD masih mendata jumlah rumah yang terkena banjir rob di Desa Buluhrejo.
Namun Hendro membantah kabar soal evakuasi warga. "Bukan evakuasi, tapi warga diminta mengungsi ke rumah saudara yang terdekat dulu sambil menunggu banjir rob reda." Barang-barang berharga yang ada di dalam rumah diminta untuk diselamatkan juga.
Sejumlah personel Tim Reaksi Cepat BPBD Lumajang juga diterjunkan ke lokasi banjir untuk mendata dan membantu penanganan banjir. "Belum bisa kami prediksikan bagaimana (keadaan) beberapa hari ke depan ini," kata Hendro.