Pantai Kuta dan Sanur Terendam, Penghasilan Pedagang Anjlok  

Reporter

Rabu, 8 Juni 2016 20:42 WIB

Seorang pedagang menghindari air laut yang meluap di Pantai Kuta, Bali, 6 Juni 2016. Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pantai Kuta menutup sementara aktifitas wisata air di sepanjang pantai tersebut karena membahayakan. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Kuta - Wilayah pesisir di kawasan pantai Kuta dan Sanur, Bali, diterjang ombak tinggi. Di Pantai Sanur pada Rabu, 8 Juni 2016, sekitar pukul 12.00 Wita, ombak merendam seluruh bibir pantai. Sedangkan di Pantai Kuta, sekitar pukul 13.00 Wita, ombak mencapai ketinggian empat meter sehingga seluruh tepian pantai terendam. Bahkan, air laut juga mencapai jalan aspal yang dilalui kendaraan bermotor.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah III Denpasar Wayan Suardana menjelaskan kenaikan gelombang tinggi ini merupakan siklus tahunan. Penyebabnya, kata dia, karena ada tekanan dari bagian barat pantai Australia yang memunculkan gelombang terus bergerak terdorong sampai ke wilayah selatan Indonesia. Kemudian, ia menambahkan, penyebabnya gelombang tinggi ini karena gaya tarik antara bumi dan bulan saat posisinya berada dalam satu garis.

"Hampir di seluruh pantai selatan, yaitu Jawa, Bali, dan NTT gelombang relatif tinggi melebihi dua meter, hari ini paling tinggi mencapai empat meter. Sedangkan di bagian utara relatif normal antara satu meter sampai satu setengah meter," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 8 Juni 2016.

Suardana mengatakan gelombang tinggi yang melanda pesisir selatan Bali akan berlanjut sampai dua hari ke depan. "Di setiap daerah fluktuatif, tidak bersamaan terjadi. Berdasarkan pengamatan kami dari tanggal 5 Juni sampai 10 Juni ombak masih tinggi. Gelombang paling tinggi sering terjadi saat siang pukul 11.00-13.00 Wita," ujarnya. "Prediksi kami setelah tanggal 10 Juni ombak sudah mulai menurun."

Pedagang rujak dan makanan ringan di Pantai Kuta, Tumiati, 52 tahun, mengatakan ombak yang merendam Pantai Kuta membuat penghasilannya menurun drastis. "Turun banget, biasanya jualan dari pukul 09.00-13.30 sudah dapat Rp 100 ribu. Sekarang cuma Rp 10 ribu," kata Tumiati, yang sudah berjualan di Pantai Kuta sejak 1995.

Menurut pedagang asal Jember, Jawa Timur, itu kondisi ini membuatnya kesulitan untuk mengumpulkan uang selama Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. "Saya enggak nyangka sampai susah kayak begini, enggak ada modal yang balik, malah rasanya kayak bangkrut," ujarnya. "Biasanya saya pulang pukul 19.00, tapi sekarang siang pukul 14.00 saya sudah pulang karena tidak ada pembeli."

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

31 menit lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

16 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

19 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

23 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

1 hari lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya