Sejumlah anak buah kapal (ABK) WNI korban sandera militan Abu Sayyaf, berjabat tangan dengan perwakilan Pemerintah saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Sepuluh orang ABK yang hampir satu bulan ditawan akhirnya dibebaskan lewat jalan negosiasi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Padang- Wendi Rakhadian, awak kapal Brahma 12, akhirnya kembali berkumpul dengan keluarganya di Kota Padang, Sumatera Barat. Ia dibebaskan kelompok Abu Sayyaf setelah 36 hari disandera.
Namun penyanderaan itu tidak membuat Wendi kapok. Pria 29 tahun ini masih tetap ingin berlayar. "Tetap ingin melaut," ujarnya saat ditemui di rumahnya di Jalan M Hatta, Kuranji, Kota Padang, Selasa, 3 Mei 2016.
Bahkan koki kapal Brahma 12 ini tidak trauma berlayar ke Filipina asalkan ada penjagaan ketat dari pihak pengamanan perusahaan.
Wendi yang bekerja untuk PT Patria Maritime Lines sudah tiga kali berlayar ke Filipina membawa batu bara. Namun nahas baginya. Dalam pelayaran ketiga, dia dirompak kelompok milisi bersenjata. "Jika kondisinya aman, saya mau kembali berlayar ke Filipina," ujarnya.
Ayah Wendi, Aidil, mengaku tidak melarang anaknya kembali bekerja di perusahaan kapal. Namun ia mengingatkan anaknya untuk tidak berlayar di kawasan yang rawan. "Saya menyerahkan sepenuhnya ke Wendi. Tapi saran saya, jangan berlayar ke daerah-derah rawan, seperti Filipina Selatan," ujarnya.
Suasana haru mewarnai kedatangan Wendi Rakhadian di Kota Padang. Wendi tiba di Bandara Internasional Padang Pariaman, Sumatera Barat menggunakan pesawat terbang Citilink, Selasa, 3 Mei 2016, sekitar pukul 09.30 WIB.
Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut
8 hari lalu
Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024 dimulai dengan penanaman 100 pohon cemara laut secara simbolis oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto