WNI Sandera Abu Sayyaf Bebas, Brahma: Kami Tak Keluar Uang  

Reporter

Senin, 2 Mei 2016 14:45 WIB

Sejumlah anak buah kapal (ABK) WNI korban sandera militan Abu Sayyaf, berjabat tangan dengan perwakilan Pemerintah saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Sepuluh orang ABK yang hampir satu bulan ditawan akhirnya dibebaskan lewat jalan negosiasi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara PT Brahma Internasional, Yan Arief, mengatakan perusahaannya sama sekali tidak mengeluarkan uang untuk pembebasan para sandera dari tangan kelompok militan pimpinan Abu Sayyaf.

PT Brahma International adalah pemilik tugboat Brahma 12 dan tongkang Anand 12. Sedangkan sepuluh anak buah kapal yang disandera merupakan karyawan dari mitra bisnisnya, PT Patria Maritim Lines.

Menurut Yan, PT Brahma Internasional juga tidak terlibat dalam proses negosiasi pembebasan para sandera, sehingga tidak tahu-menahu seperti apa prosesnya. Seluruh proses negosiasi, kata Yan, dilakukan pemerintah bersama PT Mitra Maritim Lines. "Kami tidak tahu karena tidak terjun langsung," katanya kepada wartawan di Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 2 Mei 2016.

Yan mengatakan tim manajemen PT Brahma Internasional hanya melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk memastikan sandera bisa diselamatkan. "Negosiasi dipercayakan kepada pemerintah bersama tim yang sudah dibentuk pemerintah kita," ucapnya, sembari mengatakan yang ia tahu tim itu bekerja sama dengan pemerintah Filipina.

Yan menjelaskan, manajemen PT Brahma Internasional berterima kasih kepada pemerintah yang berhasil menyelamatkan sepuluh anak buah kapal yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf. "Kami sampaikan terima kasih. Berkat pemerintah, awak kapal bisa kembali ke Indonesia," ujarnya.

Saat ini tugboat masih berada di Filipina. Sedangkan tongkangnya ada di Malaysia. Kapal itu, kata Yan, membawa 7.000 ton batu bara. "Kami mengalami kerugian operasional," tuturnya.

Penyanderaan terjadi pada 27 Maret 2016. Sebanyak sepuluh ABK kapal Brahma 12 dan Anand 12 diculik di perairan Filipina Selatan.

Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zein, salah seorang negosiator yang ikut dalam upaya pembebasan sandera, mengatakan pembebasan sandera ini murni menggunakan jalur negosiasi.

Adapun Deputi Chairman Media Group Rerie L. Moerdijat mengatakan negosiasi pembebasan dilakukan melalui dialog antara Yayasan Sukma dan tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, serta lembaga kemanusiaan daerah Sulu, yang memiliki akses langsung dengan pihak Abu Sayyaf. Proses negosiasi dan dialog dilakukan di bawah koordinasi langsung pemerintah Indonesia.

MAYA AYU PUSPITASARI






Advertising
Advertising

Berita terkait

Seluruh Staf Penjara yang Disandera Narapidana di Ekuador Sudah Bebas

14 Januari 2024

Seluruh Staf Penjara yang Disandera Narapidana di Ekuador Sudah Bebas

Semua penjaga penjara dan pegawai administrasi yang disandera oleh narapidana di lembaga pemasyarakatan di seluruh Ekuador kini telah dibebaskan

Baca Selengkapnya

Kemlu Selesaikan 218 Ribu Kasus WNI Selama Kepemimpinan Retno Marsudi

8 Januari 2024

Kemlu Selesaikan 218 Ribu Kasus WNI Selama Kepemimpinan Retno Marsudi

Kemlu menyelesaikan total 218.313 kasus terkait WNI sejak 2014 hingga 2023 di bawah kepemimpinan Retno Marsudi.

Baca Selengkapnya

Israel Tuding Houthi Sandera Kapal Inggris Pembawa Mobil di Laut Merah

20 November 2023

Israel Tuding Houthi Sandera Kapal Inggris Pembawa Mobil di Laut Merah

Israel mengatakan Houthi menyandera sebuah kapal kargo milik Inggris yang dioperasikan Jepang di Laut Merah, Houthi mengaku menyita kapal Israel

Baca Selengkapnya

Drama Penyanderaan di Jepang, Pelaku Lansia yang Dendam terhadap Kantor Pos

1 November 2023

Drama Penyanderaan di Jepang, Pelaku Lansia yang Dendam terhadap Kantor Pos

Pria berusia 86 tahun dilaporkan membakar rumahnya, menembaki rumah sakit dan kemudian menyandera di dalam kantor pos di Jepang.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Kantor Pos Jepang, Pelaku Sempat Melakukan Penembakan di Rumah Sakit

31 Oktober 2023

Penyanderaan di Kantor Pos Jepang, Pelaku Sempat Melakukan Penembakan di Rumah Sakit

Seorang pria bersenjata di prefektur Saitama Jepang menyandera sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya di dalam kantor pos

Baca Selengkapnya

Pihak TNI Bilang Belum Dipastikan Kapan KKB Bebaskan Pilot Susi Air

10 September 2023

Pihak TNI Bilang Belum Dipastikan Kapan KKB Bebaskan Pilot Susi Air

Izak mengatakan berbagai upaya hingga saat ini masih dilakukan guna membebaskan pilot Susi Air yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Baca Selengkapnya

Pimpinan OPM Beri Jaminan Keselamatan Pilot Susi Air Selama Penyanderaan

4 Agustus 2023

Pimpinan OPM Beri Jaminan Keselamatan Pilot Susi Air Selama Penyanderaan

Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan Egianus Kogoya menjamin keselamatan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut KKB Pimpinan Ananias Mimin di Balik Penyanderaan 4 Pekerja Proyek BTS

22 Mei 2023

Polisi Sebut KKB Pimpinan Ananias Mimin di Balik Penyanderaan 4 Pekerja Proyek BTS

Satgas Damai Cartenz menyebut KKB pimpinan Ananias Mimin merupakan dalang di balik penyanderaan empat pekerja proyek BTS di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

Aparat Sulit Atasi KKB, Jokowi: Medannya Sulit, Hutan Belantara, Jurangnya Dalam

15 Mei 2023

Aparat Sulit Atasi KKB, Jokowi: Medannya Sulit, Hutan Belantara, Jurangnya Dalam

Presiden Jokowi merespons insiden penyanderaan yang terus dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Papua.

Baca Selengkapnya

4 Pegawai IBS Korban Penyanderaan OPM Dievakuasi dari Distrik Okbab Papua

15 Mei 2023

4 Pegawai IBS Korban Penyanderaan OPM Dievakuasi dari Distrik Okbab Papua

Empat pekerja BTS yang jadi korban penyanderaan OPM di Distrik Okbab Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan berhasil dievakuasi.

Baca Selengkapnya