Dokter hewan mengambil sampel darah seekor harimau saat pemeriksaan kesehatan di Kebun Binatang Bali, Gianyar, 13 Mei 2015. Harimau Benggala yang bernama Rinjani ini menjalani serangkaian tes kesehatan seperti pemeriksaan mata, gigi, kulit, telinga dan pengambilan sampel darah. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Denpasar - Sejumlah kebun binatang di Bali menggelar ritual Tumpek Kandang untuk mensyukuri hubungan yang baik dengan satwa serta hewan peliharaan lainnya. Salah satunya ialah Bali Zoo, Singapadu, Gianyar, Sabtu, 30 April 2016.
Upacara dipimpin oleh Anak Agung Aji Mangku Mrajan di Pura Padmasana, area obyek wisata tersebut. “Tujuannya untuk mensyukuri hubungan yang baik selama ini dan memohon keselamatan untuk selanjutnya,” ujar Aji Mangku.
Ritual diawali dengan persembahan caru berupa bunga, buah kelapa dan aneka jajanan. Setelah itu air yang telah disucikan dengan mantra-mantra dipercikkan ke semua kandang di kebun binatang. Ada juga yang dipercikkan ke binatang peliharaan yang diwakili oleh empat ekor orang hutan dan satu ekor gajah.
Menurut Emma Kristiana Candra, keempat ekor orang hutan dipilih karena merupakan penghuni yang baru satu bulan tinggal di kebun binatang itu.
Mereka yang berusia sekitar 4 tahun terdiri dari dua ekor orang hutan jantan bernama Gopal dan Septo serta dua ekor betina bernama Dara dan Septi. “Kita ambil dari Balai Konservasi di Jakarta setelah diselamatkan di hutan Kalimantan,” tuturnya.
Ritual Tumpek Kandang sendiri digelar setiap 210 hari sekali oleh masyarakat Bali di kandang babi atau sapi. Secara spesifik, upacara ini untuk menghormati Dewa Siwa dalam perwujudan sebagai Dang Hyang Rare Angon.
Adapun di Bali Zoo rutin dilaksanakan sejak kebun binatang ini berdiri pada 2002. Saat ini Bali Zoo memiliki koleksi 450 satwa dengan luas area 12 hektare.