Tangis Keluarga Korban: Abu Sayyaf, Jangan Siksa Anak Kami  

Reporter

Selasa, 26 April 2016 14:33 WIB

Orang tua Wendi, awak kapal Indonesia yang menjadi korban penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina. TEMPO/Andri Faruqi

TEMPO.CO, Padang - Aidil, ayah Wendi Rakhadian, satu dari 12 korban penyanderaan yang dilakukan kelompok militan pimpinan Abu Sayyaf, selalu cemas dengan nasib anaknya. Sudah satu bulan penyanderaan oleh kelompok militan Abu Sayyaf berlangsung di perairan Sulu, Filipina.

Wendi dan sebelas orang anak buah kapal Brahma 12 berada dalam cengkeraman kelompok militan Abu Sayyaf sejak 26 Maret 2016. Namun, hingga saat ini, Aidil dan keluarganya di Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, belum juga mendapat kepastian ihwal nasib para sandera.

Ditemui Tempo di rumahnya, Selasa, 26 April 2016, Aidil mencurahkan sejumlah pesan, yang diharapkannya dapat disampaikan kepada Abu Sayyaf sebagai pemimpin kelompok militan itu. “Kami mohon, anak kami jangan disakiti, jangan disiksa,” ujarnya.

Aidil juga meminta Abu Sayyaf segera melepaskan Wendi dan para sandera lainnya. Abu Sayyaf diminta mengembalikan mereka ke Indonesia dalam keadaan selamat. “Wendi bisa kembali ke Padan karena kami terus menunggunya,” ucapnya.

Baca: Jokowi Tetap Tolak Bayar Uang Tebusan Sandera Abu Sayyaf

Aidil, yang bekerja sebagai pegawai Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang, meminta Abu Sayyaf memberikan anaknya makan dan minum setiap hari. Dia memohon kondisi kesehatan Wendi tetap terjaga. "Kami di sini bisa makan apa saja. Tapi Wendi di sana entah makan atau tidak. Itu yang menjadi pikiran bagi kami dan keluarga," tutur Aidil sembari meminta kesadaran Abu Sayyaf agar memikirkan perasaan khawatir keluarga para sandera.

Aidil mengatakan ia setiap hari selalu memikirkan kondisi anaknya yang berada di lokasi penyanderaan. Ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berdoa untuk keselamatan Wendi. “Orang tua dan keluarga sandera lainnya juga pasti selalu khawatir.”

Baca juga:
Tamara Bleszynski Bertemu Penjambaknya, Inilah yang Terjadi
Pamer Pacar Baru, Derby Romero: Aku Pria Paling Beruntung

Aidil sangat berharap tidak terjadi baku tembak antara aparat TNI dan kelompok Abu Sayyaf dalam membebaskan para sandera. Itu sebabnya, selain meminta kesadaran Abu Sayyaf, Aidil mendesak PT Patria Maritime Lines, operator Kapal Brahma 12, secepatnya melakukan langkah penyelamatan terhadap sandera. “Kalau perusahaan harus memberikan uang tebusan, segeralah diberikan,” katanya.

Aidil mengatakan Wendi bekerja di perusahaan itu secara resmi. Maka, PT Patria Maritime Lines harus bertanggung jawab terhadap keselamatan para anak buah kapalnya. “Solusinya, perusahaan harus segera membayar uang tebusan,” ucapnya.

Aidil juga mendesak pemerintah Indonesia segera bersikap menyelamatkan anaknya serta para sandera lain. Kalau memang uang tebusan menjadi kewajiban perusahaan, pemerintah harus mendesak perusahaan secepatnya merealisasikannya.

“Kami tidak ingin terjadi baku tembak dalam upaya pembebasan para sandera, yang justru bisa mengancam keselamatan mereka,” ujar Aidil.



ANDRI EL FARUQI




Advertising
Advertising

Berita terkait

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

6 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

7 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

7 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

8 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

9 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

13 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

14 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

19 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

28 hari lalu

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

Israel mengkonfirmasi telah menemukan jenazah seorang sandera Hamas yang tewas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

28 hari lalu

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

Keluarga para sandera warga negara Israel akan ke Gedung Putih pada 8 April 2024. Joe Biden mendesak agar ada kesepakatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya