Angkutan Pedesaan Menjerit, Butuh Bantuan Pemda

Reporter

Selasa, 19 April 2016 16:50 WIB

Ilustrasi angkutan bis pedesaan/daerah. ANTARA/Yusuf Nugroho

TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah daerah diminta berpihak kepada angkutan pedesaan, karena terancam punah. “Peran pemerintah belum kelihatan. Padahal angkutan pedesaan itu kewenangan tingkat dua,” kata Kepala Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Sigit irfansyah, dalam diskusi angkutan pedesaan, di Semarang, Selasa (19/4).

Menurut Sigit, kepedulian angkutan pedesaan bisa dilakukan dengan mengatur kemasan angkutan yang diimbangi tingkat kepadatan penduduk, dengan interaksi sosial yang bersifat homogen. “Rata-rata penduduknya bermatapencaharaian agraris. Sehingga angkutan pedesaan itu mampu interaksi dengan wilayah di sekitarnya,” kata dia.

Sayangkya, kata Sigit, tak diimbangi dengan sikap pemerintah daerah yang hanya menjadikan operasional angkutan pedesaan jadi pemasukan asli daerah. Pemahaman itu dinilai keliru, karena persoalan angkutan pedesaan di kabupaten berkutat pelayanan. “Dalam kondisi itu Pemda diminta berani tangani angkutan pedesaan,” katanya.

Kepala Laboratorium Transportasi, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menyatakan sangat sulit memberikan pemahaman kepala daerah di Jawa Tengah, agar peduli terhadap angkutan pedesaan. “Di Jateng saja baru ada dua daerah yang punya masterplan angkutan pedesaan. Kabupaten Semarang dan Klaten. Selama ini Dinas Perhubungan diperas untuk mengeruk PAD,” kata Djoko.

Kondisi itu menimbulkan efek angkutan pedesaan semakin lemas, dan berkurang. Menurut dia, setiap tahun angkutan pedesaan di sejumlah daerah di Jawa Tengah terus menurun, hingga di bawah 23 persen. “Tahun depan turun lagi,” kata Djoko.

Hasil kajianya menujukan di desa yang makmur tak ada angkutan pedesaan. Namun sebaliknya motor lebih banyak. Padahal, Djoko menjelaskan, banyak angkutan di pedesaan yang beroperasi melebihi kapasitas angkut. Dia mencontohkan kapasitas angkutan penumpang pedesaan 12 orang disi hingga 30 orang.

Akibatnya, berefek pada tingkat kelanjutan siswa sekolah miskin di desa menipis, karena tak ada angkutan. “Karena sekolah lanjutan adanya di kota kecamatan. Siswa miskin mau beli motor tak punya uang. Angkutan tak ada. Akhirnya bodoh dan tetap miskin,” katanya.

EDI FAISOL

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

12 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

17 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

19 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

19 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

26 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

28 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

41 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

5 Maret 2024

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya