Soal Sandera Abu Sayyaf, Kapolri: Serahkan Sepenuhnya ke Filipina

Reporter

Jumat, 15 April 2016 04:24 WIB

Pasukian militer Filipina melakukan penjagaan ketat saat memburu kelompok Abu Sayyaf. worldbulletin.net

TEMPO.CO, Makassar - Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya nasib sepuluh warga negara Indonesia, yang disandera militan Abu Sayyaf, ke pemerintah Filipina.

Ia mengungkapkan Indonesia tidak bisa melakukan operasi militer karena terkendala konstitusi Filipina. Ia mengaku, dari hasil koordinasi dengan otoritas Filipina, dinyatakan tidak ada pasukan Indonesia yang diperbolehkan masuk wilayah negara tersebut untuk bantuan pasukan.

"Masalah penyanderaan ini kan sudah jelas bahwa hasil koordinasi kita juga tidak bisa memberikan bantuan ke sana (Filipina), tidak bisa melakukan tindakan, karena memang secara konstitusi tidak diperbolehkan, sehingga kita serahkan sepenuhnya ke pemerintahan Filipina (untuk) menangani kasus ini," kata Jenderal Badrodin Haiti saat ditemui di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Kamis, 14 April 2016.

Terkait dengan 18 tentara Filipina yang tewas dalam penyerbuan militer ke markas kelompok militan Abu Sayyaf di wilayah Basilan, Sabtu, 9 April, Badrodin mengaku pihaknya telah meminta Filipina memprioritaskan keselamatan sandera. "Kita telah minta prioritas utama bagaimana membebaskan sandera dalam keadaan selamat," kata Badrodin.

Sebelumnya, Hamsyar, tante salah satu sandera, Rinaldi, 25, mengaku semakin cemas ketika melihat televisi menyiarkan tewasnya 18 tentara Filipina saat menyerang markas kelompok militan. Ia gemetar. “Khawatir sekali dengan nasib Rinaldi. Jangan sampai sandera juga dibunuh,” kata Hamsyar kepada Tempo, Senin, 11 April 2016.

Ia sangat bersyukur militan Abu Sayyaf urung mengeksekusi sepuluh WNI, termasuk Rinaldi, meski tenggat waktu untuk memperoleh tebusan uang Rp15 miliar telah berakhir pada Jumat, 8 April 2016.

Pembajakan tersebut menimpa kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, yang membawa 7.000 ton batu bara dan sepuluh awak kapal asal Indonesia. Pembajakan terjadi ketika dua kapal itu sedang dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina selatan.

Saat ini kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan berada di tangan otoritas Filipina. Adapun kapal Anand 12 dan sepuluh awak kapalnya masih disandera.

SAHRUL ALIM




Berita terkait

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

5 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

6 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

7 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

7 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

9 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

12 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

13 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

19 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

27 hari lalu

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

Israel mengkonfirmasi telah menemukan jenazah seorang sandera Hamas yang tewas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

28 hari lalu

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

Keluarga para sandera warga negara Israel akan ke Gedung Putih pada 8 April 2024. Joe Biden mendesak agar ada kesepakatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya