Atasi Banjir Citarum, Pemerintah Buat Terowongan Jompong

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 30 Maret 2016 16:47 WIB

Tukang perahu membawa penumpang melewati Jalan Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan perahu saat banjir sungai Citarum merendam perkampungan, 16 Maret 2016. Dalam seharinya, tukang perahu bisa meraup pendapatan hingga Rp 100.000. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Yudha Mediawan mengatakan akan membangun sudetan berupa terowongan sepanjang 300 meter di Curug Jompong untuk pengendali banjir Sungai Citarum.

“Insya Allah tahun ini karena Pak Menteri (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) minta segera,” katanya kepada Tempo di Gedung Sate, Bandung, Rabu, 30 Maret 2016.

Yudha menuturkan, sedikitnya ada tiga infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengendalikan banjir tahunan di Sungai Citarum, selain melakukan pengerjaan normalisasi tubuh sungai itu. Yaitu kolam retensi di Cieunteung di Kabupaten Bandung, floodway untuk membagi aliran Sungai Cisangkuy di Cisaranten, serta terakhir mempercepat aliran Sungai Citarum di Curug Jompong.

Menurut Yudha, di Curug Jompong itu awalnya direncanakan untuk dipangkas agar aliran air Sungai Citarum mengalir lebih cepat menuju Bendungan Saguling. Belakangan opsi itu batal dan diganti dengan membangun terowongan. “Kita akan membuat terowongan atau sudetan di Curug Jompong, tapi Curug Jompongnya tidak diganggu. Kita bikinkan pintu masuk terowongan, sehingga muka air di Citarum turun,” katanya.

Yudha mengatakan banjir yang terjadi di Sungai Citarum bukan melulu disebabkan meluapnya sungai tapi terjadi karena disumbang oleh perubahan gradien atau kemiringan sungai yang menyebabkan alirannya melambat. “Masalah banjir itu kan muka air di Citarum gak turun dari (aliran air) anak-anak sungai itu. Kalau bahasa sederhananya itu gak ngalir ke Citarum, ngantri,” katanya.

Menurut Yudha, luasan areal banjir saat ini tercatat menembus 650 hektare. Keberadaan kolam retensi di Cieunteung, misalnya, hanya mampu mengurangi luasan areal banjir menjadi 450 hektare.

Yudha menambahkan, terowongan di Curug Jompong yang akan dibangun di lokasi antara Nanjung dan Curug Jompong bisa menurunkan muka air banjir Sungai Citarum dari 450 sentimeter menjadi 45 sentimeter. “Tapi terowongan itu hanya dipakai ketika air tinggi, air banjir. Kalau muka air normal ditutup, aliran air tetap melalui Curug Jompong,” katanya.

Menurut Yudha, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjanjikan akan mencarikan anggaran membangun terowongan itu dalam pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan nanti. Agar pembangunan bisa langsung dikerjakan tahun ini, model tender pembangunan terowongan tidak menunggu desainnya selesai.

Yudha mengatakan pembangunan terowongan itu akan diperkirakan memakan waktu tiga tahun karena harus menembus struktur batu keras di Curug Jompong. Dalam tiga tahun itu, berbarengan dengan konstruksi kolam retensi di Cieunteng, yang saat ini sudah mulai pada tahap pembebasan lahan. “Minimal kontrak (membangun terowongan Curug Jompong) kita lakukan tahun ini, sehingga ada jaminan keberlanjutan berikutnya,” katanya.

AHMAD FIKRI


Berita terkait

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

9 jam lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

12 jam lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

8 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

18 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

23 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

23 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

28 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

38 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

54 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya