Kapal Brahma Dibajak, Ayah Nahkoda Dilarang Lapor ke Polisi

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 29 Maret 2016 22:25 WIB

Sutomo, 47 tahun, warga Dukuh Miliran, Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, menunjukkan foto anak sulungnya, Bayu Oktavianto, 22 tahun, yang bekerja di PT Patria (PT Patria Maritim Lines Banjarmasin) sebagai nahkoda di kapal Brahma 12. Kapal Bayu disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di sebuah pulau wilayah Filipina sejak Sabtu sore pekan lalu. TEMPO/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pemilik kapal Brahma 12 yang dibajak kelompok Abu Sayyaf sempat menghubungi keluarga salah satu awak kapal itu. Sutomo, ayah Bayu Oktavianto, yang juga nahkoda kapal itu mengatakan PT Patria Maritim Lines sempat menghubunginya dan meminta Sutomo tak melaporkan kasus ini ke polisi. Sebabnya pihak perusahaan menjaga keamanan dan keselamatan awak kapal yang disandera.

“Katanya demi keamanan para sandera,” kata Sutomo saat ditemui Tempo di rumahnya di Dukuh Miliran, RT 1 RW 3, Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Selasa malam, 29 Maret 2016. Sutomo menyanggupi permintaan itu demi keselamatan anak sulungnya, Bayu Oktavianto, 22 tahun.

Bayu Oktavianto adalah satu dari sepuluh awak kapal penarik tongkang bermuatan batu bara yang disandera di sebuah pulau di Filipina yang berbatasan dengan wilayah Malaysia, Sabtu sore pekan lalu. Di kapal yang sedang dalam perjalanan dari Banjarmasin menuju Filipina itu, Bayu bertugas sebagai nahkoda.

Sutomo mengatakan, dalam percakapan via telepon, pihak perusahaan PT Patria mengatakan anaknya dalam kondisi sehat. “Bayu dan sembilan rekan kerjanya ditampung dan dipelihara di sebuah rumah. Tapi pulaunya di mana, pihak perusahaan belum tahu,” kata Sutomo.

Kelompok teroris yang menyandera Bayu, kata Sutomo, meminta tebusan kepada PT Patria sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar. “Tapi mereka meminta tebusan itu diberikan dalam mata uang peso, bukan rupiah atau dolar,” kata Sutomo.

Setelah beberapa jam menahan keinginan untuk melapor ke kepolisian, Sutomo akhirnya dapat bernapas lega. Sebab, televisi di ruang tamunya mulai menyiarkan berita ihwal respons cepat pemerintah dalam upaya membebaskan para awak kapal Brahma 12. “Saya berharap Bayu dan teman-temannya bisa segera dibebaskan,” kata Sutomo.

Istri Sutomo, Rahayu, menambahkan Bayu sempat menelepon sekitar dua pekan lalu. “Bayu mengabarkan kapalnya akan berangkat dari Banjarmasin dengan tujuan Filipina. Dia juga meminta doa kepada kami agar senantiasa diberi keselamatan,” kata perempuan 47 tahun itu.

Bayu anak pertama dari empat bersaudara. Setelah lulus dari SMP Negeri 2 Delanggu, Bayu melanjutkan pendidikan ke Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. “Hanya beberapa bulan saja dia sekolah di Semarang. Setelah itu Bayu melanjutkan pendidikan pelayaran di Jakarta,” kata Rahayu. Bayu mulai bekerja di PT Patria sekitar 2010.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Tankernya Dibajak Iran, Korea Selatan Terjunkan Pasukan Anti Bajak Laut

6 Januari 2021

Tankernya Dibajak Iran, Korea Selatan Terjunkan Pasukan Anti Bajak Laut

Pemerintah Korea Selatan menernjunkan pasukan anti bajak laut untuk merebut kembali tanker mereka yang dibajak di terusan Hormuz

Baca Selengkapnya

Pasukan Elit Inggris Special Boat Service Gagalkan Pembajakan Kapal

26 Oktober 2020

Pasukan Elit Inggris Special Boat Service Gagalkan Pembajakan Kapal

Pasukan khusus Inggris, Special Boat Service, menyerbu kapal tanker Yunani di Selat Inggris pada Ahad untuk menggagalkan pembajakan kapal.

Baca Selengkapnya

Modus Operandi Pembajakan Kapal di Selat Singapura

17 Juli 2020

Modus Operandi Pembajakan Kapal di Selat Singapura

Modus operandi pembajakan kapal di Selat Singapura di antaranya target pembajak biasanya kapal tanker curah.

Baca Selengkapnya

Pembajakan Kapal dan Perompakan Marak di Selat Singapura

17 Juli 2020

Pembajakan Kapal dan Perompakan Marak di Selat Singapura

Menurut ReCAAP, aksi pembajakan kapal dan perompakan bersenjata meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2019.

Baca Selengkapnya

3 WNI Jadi Korban Pembajakan Kapal di Gabon

5 Mei 2020

3 WNI Jadi Korban Pembajakan Kapal di Gabon

Dalam 4 hari terakhir, tiga kapal dan belasan anak buah kapal sudah menjadi korban aksi pembajakan kapal di Gabon.

Baca Selengkapnya

ABK KM Mina Sejati yang Dibajak Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

24 Agustus 2019

ABK KM Mina Sejati yang Dibajak Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

Seluruh ABK KM Mina Sejati yang dilaporkan dibajak beberapa waktu lalu, telah dilindungi dengan program BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

TNI Berhasil Mendekati KM Mina Sejati yang Dibajak di Laut Dobo

19 Agustus 2019

TNI Berhasil Mendekati KM Mina Sejati yang Dibajak di Laut Dobo

TNI AL berhasil mendekati dan berupaya berkomunikasi dengan ABK KM Mina Sejati yang diduga dibajak di perairan Laut Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru.

Baca Selengkapnya

KM Mina Sejati Dibajak, Kapal Perang TNI AL Ikut Buru Perompak

18 Agustus 2019

KM Mina Sejati Dibajak, Kapal Perang TNI AL Ikut Buru Perompak

Informasinya, ada tiga ABK yang merampok KM Mina Sejati, tetapi belum bisa dipastikan kebenarannya.

Baca Selengkapnya

KM Mina Sejati Dibajak Perompak di Laut Dobo, Dua ABK Tewas

18 Agustus 2019

KM Mina Sejati Dibajak Perompak di Laut Dobo, Dua ABK Tewas

Di KM Mina Sejati yang dibajak perompak sejauh ini terdapat 18 orang penumpang yang belum diketahui nasibnya.

Baca Selengkapnya

Warga NTT Dikabarkan Ditahan Otoritas Nigeria Karena Bajak Minyak

24 Agustus 2017

Warga NTT Dikabarkan Ditahan Otoritas Nigeria Karena Bajak Minyak

Selama dua bulan bekerja, Februari-Maret 2017, Frederik belum mendapatkan pembayaran gaji dari pihak perusahaan.

Baca Selengkapnya