WNI Disandera Abu Sayyaf, Kapal Perang TNI Siaga di Ambalat  

Reporter

Selasa, 29 Maret 2016 15:06 WIB

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, menjawab pertanyaan awak media, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, 26 Mei 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Tentara Nasional Indonesia tak bisa serta-merta melakukan operasi pembebasan terhadap sepuluh warga negara Indonesia yang menjadi sandera dalam pembajakan kapal TB Brahma di Filipina. Ryamizard beralasan, TNI menghargai kedaulatan negara Filipina. "Filipina negara orang, tak bisa asal masuk. Jika nekat, bakal semakin panjang urusannya," ucap Ryamizard kepada wartawan di kantornya, Selasa, 29 Maret 2016.

Kapal tunda TB Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 dibajak kelompok Abu Sayyaf ketika berlayar dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina selatan. Setidaknya sepuluh awak kapal dari Indonesia ikut disandera kelompok itu.

Menurut Ryamizard, pasukan khusus TNI selalu dalam kondisi siap bertugas, termasuk operasi pembebasan sandera. Bahkan kapal perang dan patroli TNI Angkatan Laut sudah bersiaga di perairan Ambalat yang dekat dengan Filipina selatan.

Ryamizard mengaku akan berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Filipina terkait dengan pembebasan sandera. Selain itu, ia akan menghubungi Atase Pertahanan Indonesia di Filipina untuk meminta perkembangan informasi mengenai penyanderaan tersebut. "Jika Filipina memutuskan menyelesaikan masalah itu sendiri, kami hanya bisa memonitor. Tapi, jika Filipina membutuhkan bantuan TNI, kami siap masuk," ujar Ryamizard.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini menegaskan, sampai saat ini, tak ada perwakilan TNI yang dikirim ke Filipina. Sebab, Atase Pertahanan Indonesia di Manila sudah cukup memberikan informasi ke Jakarta.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menuturkan pemilik kapal baru mengetahui adanya pembajakan tersebut setelah beberapa kali dihubungi orang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf pada Sabtu, 26 Maret 2016. "Yang dibajak dua kapal, yaitu kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12, yang membawa 7.000 ton batu bara dan sepuluh awak kapal," ucap Arrmanatha.

INDRA WIJAYA

(Lihat video Siaga di Laut Natuna, Tiga Pelanggaran Cina di Perairan Natuna)

Berita terkait

Pejabat Militer Filipina Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi

5 Agustus 2022

Pejabat Militer Filipina Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi

Penghargaan diberikan atas jasa mereka menyelamatkan nelayan WNI dari penyanderaan kelompok teroris Abu Sayyaf Group (ASG).

Baca Selengkapnya

Mengenal Sosok Pangdam Siliwangi Baru, Putra Mantan Wapres Try Sutrisno

23 Januari 2022

Mengenal Sosok Pangdam Siliwangi Baru, Putra Mantan Wapres Try Sutrisno

Pangdam Siliwangi yang akan diduduki oleh Mayjen Kunto Arief Wibowo merupakan adik dari Kakorlantas Mabes Polri Irjen Firman Santyabudi.

Baca Selengkapnya

Kasus Satelit Orbit 123, Kejagung Kumpulkan Dokumen dan Alat Bukti

17 Januari 2022

Kasus Satelit Orbit 123, Kejagung Kumpulkan Dokumen dan Alat Bukti

Sejak kasus Satelit Orbit 123 naik ke tingkat penyidikan pada 14 Januari lalu, Kejaksaan belum menambah jumlah saksi yang telah diperiksa

Baca Selengkapnya

Deretan Pengurus Pemuda Pancasila yang Jadi Pejabat Negara

26 November 2021

Deretan Pengurus Pemuda Pancasila yang Jadi Pejabat Negara

Sebagai salah satu organisasi besar di Indonesia, Pemuda Pancasila memiliki sejumlah anggota yang pernah dan masih menjadi pejabat negara.

Baca Selengkapnya

47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

5 Juli 2021

47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

Ke-96 penumpang dari Pesawat C-130 Hercules milik Militer Filipina yang jatuh pada Ahad kemarin berhasil diidentifikasi.

Baca Selengkapnya

Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

4 Juli 2021

Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

Sebanyak 17 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat Angkatan Udara Filipina pada Ahad ini, 4 Juli 2021.

Baca Selengkapnya

Polisi Malaysia Tembak Mati Lima Anggota Abu Sayyaf di Sabah

18 Mei 2021

Polisi Malaysia Tembak Mati Lima Anggota Abu Sayyaf di Sabah

Polisi Malaysia pada Selasa mengatakan lima anggota kelompok militan Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak di negara bagian Sabah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT Sebut Pelaku Bom Makassar Terafiliasi Kelompok Abu Sayyaf Filipina

29 Maret 2021

Kepala BNPT Sebut Pelaku Bom Makassar Terafiliasi Kelompok Abu Sayyaf Filipina

BNPT menyebut dua pelaku bom Makassar merupakan anggota JAD yang terhubung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

Baca Selengkapnya

Empat WNI Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Diserahkan ke KBRI Manila

23 Maret 2021

Empat WNI Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Diserahkan ke KBRI Manila

Empat WNI yang pekan lalu diselamatkan dari penyanderaan Abu Sayyaf, diserahkan ke KBRI Manila untuk selanjutnya dipulangkan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lagi, WNI di Filipina Selatan yang Disandera Abu Sayyaf Diselamatkan

21 Maret 2021

Lagi, WNI di Filipina Selatan yang Disandera Abu Sayyaf Diselamatkan

Otoritas menyelamatkan MK setelah sebelumnya menyelamatkan tiga sandera WNI lainnya yang diculik Abu Sayyaf di Filipina.

Baca Selengkapnya